Seperti dementor, ada tipe orang yang siap mengisap
kebahagiaan Anda. Dengan semua cara yang dipakai, orang-orang ini mampu
mengubah semua waktu dan pikiran Anda menjadi ‘hanya untuknya’.
|
"I'm ready, Darling!"
Foto; pixabay.com |
Sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat menghindari
sosialisasi. Setiap hari, kita berinteraksi dengan sekian orang, bicara dengan
sekian orang, dan seterusnya. Tentu saja, tidak semua dari orang-orang ini
dekat dengan kita. Kita memilih orang-orang yang kita izinkan ada di dekat
kita, lalu ada yang kita percaya untuk menjadi teman atau sahabat.
Sayang sekali, meski sudah memilih-milih, yang tahu isi hati
manusia hanyalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Jika pergaulan kita sudah tidak sehat,
ada baiknya kita introspeksi. Jika Anda merasa semua orang tidak pernah
mendengarkan keinginan Anda dan Anda mendadak dijauhi orang banyak, atau teman
Anda tiba-tiba sangat menyulitkan Anda dan orang-orang di sekeliling Anda, bisa
jadi salah satunya merupakan toxic people atau orang-orang yang dianggap
beracun bagi sekitar.
Kenyataannya, toxic people tidak mau menerima logika normal.
Beberapa di antara mereka tidak pernah menyadari dampak yang mereka timbulkan
bagi sekitar mereka. Beberapa lainnya terlihat menikmati perasaan puas akibat
kekacauan yang mereka buat dan suka menguji kesabaran orang lain sampai habis.
Dari situs Huffington Post dikemukakan: penelitian terkini
dari Friedrich Schiller University (Jerman) menunjukkan tentang seriusnya
pengaruh toxic people dalam diri Anda. Mereka menemukan kalau pergaulan atau
kontak dengan toxic people memberi stimulasi perasaan negatif yang sangat kuat.
Saat ini, otak langsung merespons dengan tingkat stress yang masif. Entah itu
akibat dari kenegatifan toxic people, kekejaman mereka, victim syndrome yang
mereka tunjukkan, atau hanya kegilaan biasa. Toxic people ini mengendalikan
pikiran Anda dalam fase stressed-out yang seharusnya dihindari untuk kesehatan
jiwa.
Dari situs Psychology Today, ada 8 hal yang biasanya
dilakukan toxic people pada diri Anda:
MEMANIPULASI ANDA
Mereka memiliki modus operandi untuk membuat orang lain
melakukan apapun yang mereka mau. Toxic people menggunakan orang lain untuk membuat
mereka berhasil mencapai tujuan. Sayangnya, ini bukan sebuah hubungan yang
sejajar. Ini sangat jauh dari sejajar. Karena Anda akan melupakan keinginan
Anda sendiri.
MENGHAKIMI ANDA
Mereka mengkritik setiap saat. Mereka mengkritik apa yang
Anda lakukan. Mereka mengkritik apa yang tidak Anda lakukan. Mereka juga tidak
segan berbohong untuk menutupi fakta kalau selama ini Anda sebenarnya melayani
mereka.
|
"Semua itu salahmu!"
Foto dari pixabay.com |
MEMBUAT ANDA BERTANGGUNG JAWAB ATAS PERASAAN MEREKA
Mereka memproyeksikan perasaan-perasaan mereka ke Anda. Dan kalau
Anda mencoba mengembalikan perasaan-perasaan bayangan ini kembali ke sudut
pandang mereka, mereka akan mati-matian menolak semua perspektif perasaan yang
mereka ciptakan ini. Mereka tidak mau bertanggung jawab untuk hampir semua hal
yang mereka lakukan.
TIDAK MEMINTA MEREKA MEMINTA MAAF
Toxic people tidak akan sudi meminta maaf. Mereka tidak
melihat alasan untuk itu. Bagi mereka, semua yang terjadi adalah salah orang
lain, walaupun dalam banyak kejadian mereka mampu mengkondisikan semua hubungan
untuk melayani mereka hingga mencapai tujuan. Mereka akan mencari simpati
dengan menempatkan diri sebagai ‘korban’.
MENERIMA KETIDAK KONSISTENAN MEREKA
Sulit mengetahui dengan siapa Anda melewatkan waktu, karena
kadang mereka tidak terlihat sama. Mereka mengubah perspektif, attitude, dan
kebiasaan tergantung pada keperluan apa yang ingin mereka penuhi. Mereka tahu
caranya bersikap baik saat menginginkan sesuatu dari Anda.
MEMBUAT ANDA MEMBUKTIKAN DIRI KEPADA MEREKA
Toxic people membuat Anda memprioritaskan mereka
dibandingkan orang lain, atau apa yang mereka inginkan di atas apa yang anda
inginkan. Selalu, ini tentang ‘divide and conquer’, pemisahan dan penaklukkan. Hanya
mereka yang memiliki opsi. Bahkan ketika Anda telah mengorbankan semua kepentingan
dan hubungan sosial lain untuk memuaskan mereka.
MEMBUAT ANDA MATI-MATIAN MEMPERTAHANKAN DIRI SENDIRI
Mereka memiliki kesulitan-kesulitan melihat sudut pandang
dari masalah-masalah yang ada. Kemungkinan karena mereka tidak tertarik melihat
masalah dari sudut pandang Anda atau sudut pandang yang memungkinkan untuk mencapai
kesimpulan tanpa perdebatan keras. Mereka adalah manipulator ulung. Mereka memiliki
taktik-taktik jitu, di antaranya memburamkan masalah dan seolah-olah memiliki
wewenang dan hak mengambil keputusan, mereka juga bisa mengubah fokus diskusi
ke cara (buruk) Anda berdiskusi. Entah itu nada bicara Anda, pemilihan kata
Anda, dan sebagainya. Mereka sengaja berfokus pada masalah, bukan solusi.
|
"You may not win!"
Foto dari pixabay.com |
TIDAK MENGHARAPKAN PERHATIAN ATAU DUKUNGAN DARI MEREKA
Toxic people tidak pernah peduli, mendukung dengan tulus,
atau tertarik pada hal-hal yang sebenarnya penting untuk Anda. Faktanya,
hal-hal baik yang terjadi pada Anda mengalihkan perhatian Anda dari mereka dan
menghalangi mereka memfokuskan Anda pada tujuan mereka. Hati-hatilah pada orang
yang selalu menemukan kesalahan pada Anda dan membuat Anda bersalah selalu. Kesetiaan
adalah hal yang asing bagi mereka.
|
Poor me :(
Foto dari pixabay.com |
Meski terlihat sangat membutuhkan simpati dan menimbulkan
belas kasihan, kehadiran orang-orang toxic ini sebenarnya membahayakan
kesehatan jiwa. Walau Anda sudah menolong menyelesaikan masalah mereka dengan
mengorbankan beberapa hal, masalah lain akan kembali timbul dan mereka akan
kembali mengandalkan Anda untuk menyelesaikannya. Jadi, kalau Anda menyadari
teman Anda melakukan hal-hal yang disebutkan di atas, ada baiknya Anda segera
menjauh dan berada di jarak yang aman.
Merasa melakukan hal-hal di atas pada orang lain? Segeralah
bertobat, Bro and Sis. Gusti ora sare.
Meski kalian merasa apa yang kalian lakukan itu tidak apa-apa, itu menyakiti
orang lain, lo. Dengan melakukan hal-hal di atas, kalian bisa merusak kesehatan
jiwa seseorang, bahkan bisa membuat orang depresi karena tuntutan kalian.
Info lebih lanjut tentang toxic people bisa dibaca di:
Psychology Today: 8 Things The Most Toxic People in Your Life Have In Common, oleh Abigail Brenner, M.D.
Hey Sigmund: Toxic People: 12 Things They Do And How to Deal with Them, oleh Karen Young
Huffington Post: 10 Toxic People That You Must Avoid Like A Plague, oleh Dr.Travis Bradberry
Saya juga punya masalah yang bikin depresi karena insan jenis demikian, ya toxic people itu emang beracun, racun yang meracuni pihak lain namun tak merasa salah. Jadi ingat bibi sendiri yang bikin saya sangat tak nyaman dan tak mau melihatnya lagi karena merupakan toxic people. Lidahnya itu kerrap menyimpulkan sesuatu tanpa memakai otak dan hati. Yah, biasa berani pada saya karena pikir lemah. Padahal nanti juga di yaumil hisab harus bertanggung jawab. Saya jadi heran karena keponakannya dan adiknya gitu, kayaknya itu menular. Sekeluarga terbiasa mempergunakan lidah dan otaknya untuk tujuan utama mereka tak peduli akan menyakiti karena SUDAH TERBIASA DAN KEBIASAAN.
BalasHapusSecara psikologis, insan toxic people merupakan bagian dari lingkungan kecil yang gagal menempatkan empati karena cenderung egosentris. Ah, muak saya ini.
Maaf, malah curhat. Nanti akan saya coba tulis cerpen "Bi Wet Bikin Ruwet". Amarah itu harus disalurkan soalnya tahunan diam saja mendam.
Rupanya saya sudah pernah baca ini. Aha. Makasih. Jadi ingat lagi dan ada referensi untuk memahami secara mendalam.
BalasHapusBTW, cerpen tentang Bi wet belum dibikin. Nyaris lupa karena kesal lagi dia bikin ulah. Baca komen saya di atas jadi ingat dan harus agendakan itu agar energi negatifnya dikeluarkan. Nyesek lihat dementor demikian, ha ha.
Oh ya, ini blog baru yang sudah TLD.
Hahaha. Semangat :'D
HapusYa Allah, segalak-galaknya suami, untung saya ga menemukan ciri-ciri di atas di suami maupun keluargany . Alhamdulillah...
BalasHapusPernah ngalamin bergaul dengan tipe² orang-orang toxic. Sempat kaget, namun akhirnya bisa ngadepinnya berkat referensi kaya gini. Makasih sharingnya
BalasHapusToxic people emang beneran ada sih. Dan ciri2nya persis banget seperti yang mbak sebutkan di post di atas. Selama bersosial sih kayanya kita akan menemukan orang-orang macam itu.
BalasHapusDi setiap circle pertemanan pasti ada satu orang yang toxic, kadang mereka dominan tapi ada juga yang diam-diam tapi negatif banget. Sekarang saya sangat memilih siapa yang bisa jadi teman dekat, karena saya gak mau lagi dekat-dekat dengan orang-orang toxic. Mengerikan hehehhe...
BalasHapusbaru-baru ini saya mengamati orang toxic seperti yang dijelaskan di atas, di sebuah grup komunitas. entahlah kadang bingung dgn pemikirannya, suka membuat gaduh dan suka menghakimi. seolah serba benar dan yang lain salah.
BalasHapusBenar sekali Kak, toxic people itu menguras jiwa dan raga. Semakin banyak umur saya semakin memilih-milih teman, klo sedikit merasa tidak cocok, mending saya menghindar, daripada toxic.
BalasHapusBtw, untung yg toxic di grup udah ditendang ya Kak, logikanya bikin se grup ribet wwkwkwkw.
Toxic people memang ada di mana-mana, di lingkungan kerja, kampus, lingkungan rumah, tetangga, bahkan kerabat dekat kita juga bisa menjadi toxic.
BalasHapusMaka perlunya untuk bisa menyikapi orang-orang seperti ini secara bijaksana.
Barangkali bisa dibantu mbak felisia, untuk artikel cara menyikapi toxic people dalam kehidupan kita...
Toxic people emang ada dimana mana sih. Ga hanya di lingkungan kerja ajaa, tapi bahkan dari orang orang terdekat sendiri misalnya keluarga. Sukanya bikin gaduh ajaa xixie nice artikel kak!
BalasHapusBeh, toxic people tuh kadang halusss banget memanipulasi perasaan dan pikiran. Salah satu efeknya juga bisa bikin kita bertanya tanya tentang diri kita sendiri. Semoga dijauhkan dari toxic people.
BalasHapusKalau yg toxic ternyata keluarga dekat, agak susah lho kak. Eh, maaf malah jadi curcol
BalasHapusToxic people, emang lebih baik dihindari aja jgan berusaha mencari pembenaran dari org2 tsb, krna sebaik apa pun anda bakalan tetap menjadi bahan cibiran mereka..
BalasHapusLupakan saja, nikmati proses diri anda sendiri & jgan mencari perhatian dari org2 seperti mereka.. jgan mencari pengakuan apa pun krna mereka sungguh tidak peduli..
Jangan jadikan mereka pelecut utk menuntaskan dendam anda.. mending hargai diri anda sendiri
kita pun bisa jadi toxic utk beberapa org. Karena iya tiap org punya boundaries nya masing-masing. Nah yang di luar dari bounderies kita sudah pasti kita anggap toxic hehehe. aku nangkepnya gitu.
BalasHapusKali ini, aku berkutat lagi dengan orang yang seperti itu LAGI. Yang paling stress dia anak buah aku sendiri. Makanya sebisa mungkin, aku agak menarik diri utk gak banyak berinteraksi terlalu dekat dengan dia walaupun setiap harinya ketemu dan kerjasama. hahahahaha
toxic people me mang mengerikan. kadang -kadang saya suka introspeksi, semoga saya gak toxic ke orang-orang tanpa disadari
BalasHapusAku lagi mengalami nih kak berinteraksi sama toxic people, tadinya aku ga terlalu memperhatikan tapi lama lama kok kerasa dia suka memanipulasi supaya bisa memanfaatkan kita, keliatan memuji-muji kita tapi ternyata mau manfaatin tenaga, wangi dan yang kita buat kepentingan dia. Dan ga mau melakukan yang sama buat kita. Memang harus dijauhi orang toxic itu ya.
BalasHapusjika terpaksa harus satu lingkungan dengan toxic people seperti itu, saya memilih untuk tidak terlalu dekat dengannya. sebisa mungkin menjauh.. jika pun terpaksa berkomunikasi karena kewajiban, semisal dia rekan sekantor, maka saya akan berkomunikasi seminimal mungkin, sesuai kebutuhan saja. saya memilih menghindari konflik dengannya dan bertegur sapa sebagai formalitas saja. jangan sampai perilaku buruknya membuat saya juga ikut-ikut berprilaku buruk.. karena jika saya mengikuti ritme toxic people, itu akan membuat saya juga terlihat buruk.. biarlah dia dengan keburukannya, jangan sampai meracuni sikap kita.
BalasHapusmungkin perlu juga dibahas, bagaimana solusinya jika ternyata toxic people itu sudah terlanjur menjadi orang yang sangat dekat dengan kita dan tidak mungkin ditinggalkan, semisal pasangan hidup dan sudah ada anak-anak.. tanpa sadar bertahun-tahun kita kehilangan arah dan yang kita jalani adalah melayani keputusan-keputusan dan kehendaknya.. adakah terapi agar orang beracun itu berubah? atau minimal kadar racunnya berkurang.. hehehe..
BalasHapusAku suka gedeg sama Toxic people.
BalasHapusTapi takut juga kalau ternyata aku-lah pelaku Toxic people untuk orang-orang terdekatku, seperti pasangan atau anak-anak. Semoga gak yaa..
Dengan memperbanyak instrospeksi.
Bener nih... toxic people emang kudu banget dijauhin. Karena memberikan bad influence bamget buat keberlangsungan hidup kita.
BalasHapusAku pernah ketemu orang yg model toxic2 gini. Gampamg tinggal jauhin dan ga perlu ditemenin lagi. Beres..
Tapi masalahnya kalo toxic people berasal dari keluarga semdiri itu gimana ya solusinya ? Sampe sekarang soalnya masih bingung...
Any solution kah dr kakak ?
Jenis manusia toxic emang beragam dan ada dimanapun lokasinya, tinggal bagaimana diri kita mau menempatkan diri menyikapi dan menanggapi dengan cool
BalasHapus