Siapa tidak kenal Jane Austen?
Hingga kini, karya-karya Jane Austen masih menghiasi toko-toko buku di berbagai negara. Semua karyanya pernah difilmkan atau menjadi serial televisi. Banyak orang kagum dengan kepiawaian Jane mengolah cerita. Bagaimana sebenarnya perjalanan seorang Jane Austen dibahas di film ini.
Sinopsis:
Jane Austen adalah putri bungsu dari Pendeta George Austen. Dia bercita-cita menjadi seorang penulis. Hal ini mencemaskan ibunya namun membuat ayahnya bangga.
Thomas Lefroy adalah seorang pengacara dengan reputasi buruk. Thomas pergi ke desa dan bertemu Jane Austen. Jane tidak tahan dengan Thomas yang arogan. Dia juga banyak menolak pria-pria lain yang mencoba mendekatinya.
Thomas kemudian bertemu Jane lagi. Mereka berdebat. Hubungan ini berkembang menjadi ketertarikan satu sama lain. Thomas menunjukkan kalau dia menghargai aspirasi sastra Jane Austen. Mereka pun saling jatuh cinta.
Sayangnya, hubungan mereka terhalang oleh harta dan status sosial. Keluarga Thomas tidak memberikan restu. Mereka malah menjodohkan Thomas dengan orang lain.
Dua puluh tahun berlalu, Jane telah menjadi penulis sukses meski masih melajang. Thomas telah menikah dan memiliki seorang anak. Ketika Thomas bertemu lagi dengan Jane, Jane bertemu putri Thomas. Putri Thomas ini bernama Jane. Jane kecil ini menggemari karya-karya Jane Austen dan menutup film dengan membacakan Pride and Prejudice.
Review:
Pastinya, ada banyak sekali
penggemar yang penasaran tentang kisah hidup Jane Austen.
Dalam film Becoming Jane ini, tokoh Jane Austen diperankan
oleh Anne Hathaway. Sementara love interestnya—Mr Leroy—diperankan oleh James
McAvoy, Si Profesor X dalam X-Men terbaru.
Ada banyak hal yang bisa dicatat dari film ini. Selain
setting era Jane Austen yang benar-benar kental, penonton disuguhi banyak dialog-dialog
cerdas dengan tata bahasa era Jane Austen. Palet warna yang indah sungguh
memanjakan mata. Selain itu, kita juga bisa melihat bagaimana budaya masyarakat
Inggris saat itu.
Tak berbeda dengan novel-novel Jane Austen, perjodohan
dengan pria terbaik menjadi isu penting. Perempuan diharapkan menikah dengan
pria mapan. Sementara pria yang tak memiliki banyak harta memerlukan perempuan
yang bisa memberinya harta kekayaan.
Di film ini, Jane Austen sendiri jatuh cinta pada Tom
Levroy. Seorang pria yang masih bergantung pada pamannya. Dilihat dari segi
manapun, pernikahan ini tidak menguntungkan. Keluarga Jane memilih memihak pada
Mr. Wisley. Yang digambarkan sebagai sosok canggung, padahal dia adalah pewaris
kekayaan cukup besar.
Dari pihak Tom Levroy sendiri, ada paman yang menentang
hubungan Jane dan Tom. Bagi Sang Paman, penulis adalah profesi menyedihkan. Dan
paman Levroy juga menganggap Jane hanya pemburu harta yang ambisius.
Ending film ini
sebenarnya agak mudah ditebak. Terutama bagi penggemar Jane Austen yang pernah
membaca biografinya.
Bagi saya sendiri, film ini membawa kekuatan baru sebagai
penyemangat para penulis. Menjadi jujur itu tidak mudah. Akan tetapi, Jane
Austen membuktikan sendiri, semua kritik-kritiknya pada zaman menjelma menjadi
kisah-kisah manis yang mengabadi. Meski Jane Austen sendiri tidak pernah
mengalami happy ending seperti
tokoh-tokoh novelnya.
Akhir kata, film ini cocok sekali ditonton oleh para
penulis. Bagaimanapun, Jane Austen adalah panutan yang baik bagi pemimpi dan
pengkritik seperti kita 😉
Tidak ada komentar:
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Mohon tidak mengcopas isi artikel tanpa izin. Jika berkenan, silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Diharapkan untuk tidak mengirimkan link hidup dalam komentar. Terima kasih atas perhatiannya :)