Putu Felisia : Blog Inspiratif untuk Kehidupan Sehari-hari

Selasa, 04 Juli 2017

Talk Show Mission Heart: Everyone Can Be A Hero

Saya percaya, setiap orang diajarkan nilai-nilai kebaikan sedari kecil. Ada ajaran untuk menolong sesama di semua agama.  Dan bukannya tidak mungkin, setiap orang pernah berkhayal menjadi seorang super hero semasa kecilnya. Seseorang yang bisa menolong orang lain, atau bahkan mengubah dunia. Bahkan saat sedikit demi sedikit nilai-nilai itu luntur oleh tantangan dunia yang kejam, orang-orang pastilah merindukan kedamaian saat berhasil melakukan kebaikan.

Sejumlah acara televisi dengan gagah berani menayangkan profil orang baik. Mereka adalah para dokter, pengajar, sukarelawan, dan orang-orang dermawan yang rela meluangkan waktu bahkan menyisihkan kekayaan mereka untuk menolong orang lain. Semua tokoh bicara tentang keberhasilan mereka menyebarkan kebaikan. Dan ini mengetuk nurani kita.

Sayangnya, melihat begitu glamornya kebaikan itu di layar televisi, lama kelamaan berbuat baik identik dengan kelimpahan materi. Hal ini didukung juga oleh tradisi-tradisi di beberapa ajaran agama. Saya sendiri pernah menghadiri sebuah talk show bersama seorang tokoh agama kondang. Saya langsung minder waktu lihat acara lelang amal. Orang menyebutkan jumlah uang ratusan juta dengan mudah. Pemenang lelang disambut meriah. Dan sayangnya, untuk orang yang kalau dapat ratusan ribu saja sudah bersyukur, saya langsung merasa kalau menjadi orang baik itu terlalu mahal.

Ada lagi pengalaman saya di perayaan-perayaan agama, atau peresmian-peresmian tempat ibadah. Sudah menjadi tradisi kalau penyumbang dana diukir namanya di prasasti. Dengan lantang, nama-nama penyumbang beserta sumbangan akan disebutkan. Kali ini, sumbangan tidak hanya berupa uang, tapi gedung dan tanah. Lagi-lagi, berbuat baik ternyata itu mahal. Kali ini pake banget.

Tapi meskipun demikian, saya tidak pernah kapok melihat orang-orang baik. Satu kesempatan, saya bisa bertemu dengan founder www.tanganpengharapan.org. Tangan Pengharapan sendiri adalah organisasi nirlaba yang bergerak untuk memberi bantuan kepada orang-orang (terutama anak-anak) di pelosok Indonesia. Dari makanan, pengajaran, hingga pengobatan. Berikut adalah dua paket yang ditawarkan oleh Tangan Pengharapan. Dua wilayah ini adalah beberapa wilayah yang terjangkau bantuan dari Tangan Pengharapan.



Sebagai sosok yang pernah masuk acara talk show terkenal—Kick Andy, sosok Henny Kristianus bisa dibilang sederhana. Rambutnya dikuncir tinggi, dan Henny mengenakan make up yang tidak berlebihan. Dengan semangat berapi-api, Henny menggugah semua orang untuk memulai misi kebaikan. Henny memaparkan prinsip-prinsip yang dia anut. Dengan keras, Henny mengatakan kalau kebaikan Tuhan tidak perlu dikabarkan secara abal-abal. Tuhan tidak membuat agama. Jadi, menolong pun seharusnya tidak memandang orang itu dari suku apa, agama apa, ras apa. Apalagi didasari motif-motif tertentu seperti menarik orang agar masuk agama kita.



"Banyak orang mengira, dengan menambah jumlah umat, maka itu sudah cukup. Padahal, seharusnya mereka juga memerhatikan pertumbuhan rohani jemaat mereka," ujar Henny.

Satu hal yang menarik, Henny tidak mengidentikan kebaikan dengan uang ratusan juta, gedung, tanah, emas dan perak. “Hargailah semua pekerjaan, sekecil apapun itu. Bahkan pembersih toilet pun memiliki andil dalam menolong orang. Bayangkan jika anda baru melewati perjalanan jauh. Tubuh anda lelah. Emosi anda naik turun. Lalu anda masuk ke dalam toilet yang luar biasa bersih dan harum. Apakah anda tidak akan bersyukur? Demikianlah sebenarnya pelayanan itu. Anda menjalankan peranan anda sebaik-baiknya. Mengerjakan yang terbaik di bidang anda. Niscaya, anda akan memberkati orang lain.”

Ternyata, bukan hal yang tidak mungkin menjadi seorang hero. Semua orang bisa menjadi orang yang mengubah dunia. Semua orang bisa menolong orang lain. Tidak perlu menabung buat membeli gedung atau memenangkan lelang amal. Atau menarik jemaat sebanyak-banyaknya masuk agama kita.
Berbuat baik itu sederhana: hanya mengerjakan semua pekerjaan sebaik-baiknya, dan menolong tanpa pamrih, tanpa membeda-bedakan.


Catatan:
Untuk yang ingin berdonasi melalui Tangan Pengharapan, bisa langsung mengunjungi situs www.tanganpengharapan.org.

Terima kasih untuk  Henny Kristianus dan Yohanes Kristianus atas waktu wawancaranya :) 


Sang Penulis

Baca Juga

Komentar

Tidak ada komentar:

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Mohon tidak mengcopas isi artikel tanpa izin. Jika berkenan, silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Diharapkan untuk tidak mengirimkan link hidup dalam komentar. Terima kasih atas perhatiannya :)