Udara yang sejuk, hijau pepohonan,
kera-kera yang bersantai di sepanjang jalan… semua menemani perjalanan saya di Ubud Monkey Forest. Satu dari tempat mempesona, WONDERFUL INDONESIA.
Ada perasaan tenang dan damai saat
saya memasuki tempat wisata yang berlokasi di Padang tegal, Ubud ini. Kekuatan alam
spiritual, kekuatan alam semesta, serta kekuatan manusia penghuninya seolah
menyatu dalam satu tempat. Berpadu dalam harmoni yang indah.
|
Pemandangan di gerbang masuk.
Foto: koleksi pribadi |
Sebuah ajaran filosofi dalam masih dipegang
oleh masyarakat Bali hingga saat ini. Tri
Hita Karana. Dari asal kata: tri berarti 3, hita berarti kebahagiaan,
karana berarti penyebab. Tri hita karana sendiri diartikan sebagai 3 cara
mencapai kesejahteraan lahir dan batin. 3 cara ini adalah: menjaga hubungan
dengan alam sekitar, menjaga hubungan dengan sesama manusia, serta menjaga
hubungan dengan kekuatan alam semesta yang dimanifestasikan sebagai para dewa.
|
Welcome!
Foto: koleksi pribadi. |
|
Hutan yang asri.
Foto: koleksi pribadi. |
|
Upacara di Monkey Forest Ubud.
Foto: koleksi pribadi. |
Di Monkey Forest Ubud sendiri,
implementasi Tri hita karana diwujudkan dalam 3 pura yang dibangun di sini. Pura
Dalem Agung yang terletak di barat daya merupakan tempat pemujaan Dewa Siwa
sebagai personifikasi sang pelebur. Pura Beji yang terletak di barat laut
digunakan sebagai tempat pemujaan Dewi Gangga yang dikenal sebagai dewi
kesuburan dan pembersih segala dosa. Sebagai tempat penyucian, upacara-upacara
jelang piodalan atau penglukatan diadakan di pura ini.
|
Kolam ikan di Monkey Forest
Foto: koleksi pribadi. |
Pura ketiga adalah Pura Prajapati
yang terletak di sebelah timur laut. Pura ini adalah representasi Sang
Prajapati yang diyakini sebagai kekuatan alam kosmis. Tak jauh dari pura ini,
terdapat kuburan yang difungsikan untuk jenazah yang menunggu upacara ngaben
massal yang diadakan 5 tahun sekali.
Karena merupakan kawasan suci, ada beberapa tempat yang tertutup untuk pengunjung umum. Pastikan Anda menanyakan pada petugas dan patuhilah peraturan.
Foto: koleksi pribadi.
Selain pura yang menjadi sentra
penting kehidupan spiritual, kita juga dapat melihat kera-kera bali ekor
panjang (Macaca fascicularis) di
sepanjang jalan. Ada sekitar 600 kera yang tersebar di seluruh kawasan monkey
forest. Mereka semua diberi makan setiap hari, tak lupa juga disuntik vaksin
anti rabies. Karena setiap monyet telah divaksin, maka pengunjung tidak perlu
khawatir akan bahaya rabies. Jika pengunjung tanpa sengaja terluka, pengunjung
bisa langsung pergi ke klinik untuk menerima pengobatan.
Kera ekor panjang penghuni monkey
forest merupakan hewan yang disucikan. Ritual untuk menghormati para kera ini
diadakan pada hari Tumpek Kandang, yakni festival penghormatan untuk para
binatang.
Tumpek Kandang ini diperingati pada
hari Sabtu, tepatnya pada Saniscara (Sabtu) Kliwon wuku Uye di penanggalan
kalender Bali. Pada hari Tumpek Kandang, diadakan persembahyangan bersama yang
dipimpin seorang sulinggih. Tari topeng kemudian dipentaskan. Setelah itu, akan
dibagikan telur-telur untuk para monyet. Wisatawan yang kebetulan datang diperbolehkan ambil bagian dalam pembagian telur-telur ini.
|
Kera Bali ekor panjang.
Foto: koleksi pribadi |
Sementara itu, penduduk juga
menyembahyangi beberapa pohon di monkey forest. Pohon ini dianggap suci karena
andil dalam sarana persembahyangan. Contoh: pohon majegan yang kayunya digunakan
untuk membangun bangunan-bangunan suci, atau beringin yang daunnya digunakan
untuk keperluan upacara ngaben. Ritual untuk menghormati pohon-pohon ini
diadakan setiap hari Tumpek Uduh.
Tumpek Uduh sendiri diperingati pada
hari Sabtu, tepatnya di Saniscara (Sabtu) Kliwon wuku Wariga dalam penanggalan
Bali. Tumpek Uduh memiliki filosofi tentang pentingnya tumbuh-tumbuhan bagi
manusia. Karena itulah, manusia wajib berterima kasih atas jasa alam semesta
yang memberi kekayaan melimpah ruah.
|
Pohon tua di Monkey Forest.
Foto: dokumen pribadi. |
Di tengah modernitas zaman dan hiruk
pikuknya kesibukan manusia, mengunjungi Monkey Forest Ubud ini seperti
mengingatkan saya akan konsep dasar kehidupan. Kita lahir ke dunia tidaklah
sekadar untuk bermain, belajar di sekolah, bekerja, menikah, menjadi tua sakit
lalu mati saja. Ada hubungan-hubungan yang harus kita perhatikan dan jaga agar
kita benar-benar mencapai kebahagiaan yang hakiki. Hidup mesra dengan alam
sekitar, berbagi kasih dan sukacita dengan sesama manusia. Serta yang paling
penting adalah… menjaga hati kita terhubung kepada Sang Khalik. Jangan sampai karena kesibukan,
kita lupa bersyukur dan berbagi.
Ubud Monkey Forest adalah satu di
antara segelintir tempat yang masih teguh menunjukkan filosofi dan keluhuran pemikiran
masa lalu. Alam yang elok, adat istiadat yang kaya, budaya yang bijak, semua
ini menunjukkan betapa indahnya Indonesia kita.
|
How wonderful Indonesia!
Foto: koleksi pribadi. |
Tidak ada komentar:
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Mohon tidak mengcopas isi artikel tanpa izin. Jika berkenan, silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Diharapkan untuk tidak mengirimkan link hidup dalam komentar. Terima kasih atas perhatiannya :)