“Kalau kamu jatuh, kami akan menopangmu.
Begitu pula jika kami jatuh, kamulah yang akan menopang kami.”
Shingo
Kinjou
|
Manga Yowamushi Pedal Sumber foto: Wikipedia |
Satu hal yang pasti: saya benci olah raga.
Hal berikutnya: saya tidak bisa naik sepeda.
Dua hal ini sebenarnya sudah cukup untuk membuat
saya malas menonton Yowamushi Pedal. Akan tetapi, setelah beberapa kali tertipu
dengan tema membosankan tapi eksekusi luar biasa sineas Jepang, saya kemudian
memutuskan mencoba menonton drama yang ditayangkan oleh Waku Waku Japan ini.
弱虫ペダル
(Yowamushi Pedaru)
|
Poster Yowamushi Pedal Season 2 Sumber foto: Mydramalist. |
Yowamushi Pedal adalah shonen--manga yang diperuntukkan untuk cowok, dengan genre
olahraga (sepeda). Manga karangan Wataru Watanabe ini kemudian merupakan manga
populer yang telah diadaptasi menjadi anime, live stage, dan juga dorama.
Diceritakan, Sakamichi Onoda merupakan
seorang otaku (penggemar anime) yang kuper. Dia baru masuk SMA Sohoku dan meniatkan bergabung
dengan klub anime di sana. Namun ternyata, klub itu sudah dibubarkan. Dalam
perjuangannya membangun kembali klub anime, Onoda bertemu dengan Shunsuke
Imaizumi. Nah, Imaizumi ini tanpa sengaja melihat kemampuan Onoda bersepeda
dengan kecepatan tinggi. Akhirnya, mereka kemudian terlibat dalam sebuah tarung
sepeda dengan taruhan: kalau Onoda bisa mengalahkan Imaizumi, maka Imaizumi
akan masuk ke klub anime.
Tentu saja, dengan sepeda biasa yang telah
dimodivikasi (agar tidak mampu meluncur jauh) Onoda tidak mampu menandingi Imaizumi.
Akan tetapi, Imaizumi sadar, Onoda punya talenta. Dia kemudian meyakinkan Onoda
agar bergabung dengan klub sepeda, alih-alih tetap memaksakan klub anime.
Dalam kebimbangannya, Onoda bertemu Shokichi Naruko—cowok
otaku berambut merah yang senang bersepeda. Semangat Naruko kemudian menular
pada Onoda. Dia akhirnya memutuskan bergabung dengan klub sepeda. Dan dari
sinilah, perjuangan keras Onoda dimulai.
Onoda mengikuti kamp pelatihan yang sangat
keras. Namun, kerasnya kamp tersebut tidak sebanding dengan kejuaraan nasional
yang diikuti SMA Sohoku. Musuh-musuh berkemampuan luar biasa datang untuk bertanding.
Dari SMA Hakone—juara bertahan yang memiliki pesepeda-pesepeda terhebat, SMA
Kyoto Fushimi yang punya jagoan berkemampuan mengerikan, hingga SMA Hiroshima
yang jagoannya licik dan bisa membuat barisan ‘penelan’ pesepeda.
Dalam 3 hari lomba yang begitu menegangkan, kekuatan,
kerjasama, strategi, hingga keberuntungan, semua dikerahkan SMA Sohoku untuk
menang. Satu persatu, pesepeda tumbang. Dan pada akhirnya, hanya satu seragam
yang dapat maju berdiri di podium pemenang.
Seragam siapakah yang akan berjaya?
Nah, daripada keterusan spoiler, lebih baik
saya lanjutkan dengan reviu saya saja xD
Dari awal menonton Yowamushi Pedal ini, saya
sudah cukup deg-degan dan merasa mungkin hanya akan menonton 1-2 episode supaya
‘sekadar tahu’.
Siapa sangka, dalam setiap episode selalu ada
keseruan, semangat, dan ketegangan, hingga akhirnya credit title ditayangkan.
Lho, sudah bersambung, toh?
Waktu seakan terbang waktu nonton Yowamushi
Pedal ini. Saya sendiri menanti-nantikan episode baru setiap hari, hanya untuk
melihat pertarungan apalagi yang akan terjadi esok hari.
Dan memang, setiap pertarungan pesepeda
digambarkan sangat dramatis. Bukan hanya CGI canggih, emosi, trauma dan masa
lalu tiap karakter juga diceritakan dengan detail. Misalnya saja Midosuji (pesepeda
Kyoto Fushimi) yang jahat rupanya punya pengalaman dirundung teman-teman
sekolah karena hobinya bersepeda. Arakita yang pernah putus asa keluar dari
klub bisbol, hingga Shinkai (Iblis Hakone) yang tidak bisa menyalip dari kiri
karena suatu sebab.
Nilai-nilai persahabatan juga begitu kental
dalam kisah ini. Bahkan ketika bersaing pun, mereka masih saling dukung dan
tidak iri hati saat pesaing mereka menang.
“Omedetou
(selamat),” begitulah kata-kata yang terlontar di tengah napas yang
terengah-engah dan rasa kecewa karena kalah.
Jarang sekali, saya menemukan nilai-nilai ini
ditanamkan dalam sebuah karya fiksi. Apalagi, ditambah sikap patriotik, sportif,
atau penyesalan ketika melakukan tindakan di luar batas.
Tokoh Juichi Fukutomi misalnya. Setelah pernah
menyebabkan kecelakaan pada Kinjo, dia menyesal dan meminta maaf. Setelah itu,
dia menantang Kinjo untuk bertanding secara jujur. Sikap kesatria ini
benar-benar menggugah hati saya.
|
Juichi Fukutomi, Fuku-chan yang kesatriaSumber gambar: Animenewsnetwork |
Pada akhirnya, Yowamushi Pedal adalah sebuah
tontonan yang padat, bergizi, sekaligus menghibur. Saya sangat mengapresiasi
kerja keras sineas yang telah menghadirkan drama ini, juga para artis yang
telah tampil maksimal dalam tiap episode. Akting mereka benar-benar
menghanyutkan, terutama pemeran Midosuji yang bikin mual dengan gaya curangnya,
hahaha.
|
I hate you, Midosuji xD ahaha Sumber gambar: AnimenewsNetwork |
Untuk yang sedang mencari tontonan
menyegarkan yang bikin semangat, saya sangat merekomendasikan Yowamushi Pedal.
Dorama ini akan terus bikin senyum dan gagal move on xD
Penulis:
Putu
Felisia
Novelis
dan blogger
Nonton yg ada subnya di mana?
BalasHapusNonton yang ada subnya di mana?
BalasHapus