Dalam kepercayaan saya dulu, ada ayat tentang
betapa kotornya tubuh ini. Telinga kotor, rambut kotor, kulit kotor. Pokoknya, dipercaya
kalau memelihara tubuh ini sangat sia-sia. Toh, nanti tubuh ini akan menjadi
mayat. Salah seorang kerabat bahkan percaya, makan itu hanya menuh-menuhin septic
tank. Lebih baik menabung banyak-banyak hingga bisa membeli properti
daripada makan nasi layak makan (kadang saya dengar beliau ini makan nasi
basi). Banyak juga yang percaya kalau merawat diri itu pemborosan dalam hal
waktu dan keuangan. Benarkah demikian?
|
Before-After (sambil pamer :p) |
|
Dalam foto di atas, bisa dilihat perbedaan
wajah saya dari 2017-2019. Saat saya begitu terpuruk dan benar-benar tidak
punya uang, saya juga menganut kepercayaan memelihara diri itu pemborosan
(maklum, belum ada biaya juga. Hehehe xD). Waktu itu, saya nggak peduli
apa-apa. Pokoknya perut kenyang aja. Hasilnya, saya menjadi Indomie-addict
dan sering makan mie instan sebelum tidur. Mandi malas, sikat gigi pas mood
aja, bersisir apalagi. Kulit saya kusam
banget. Rambut udah nggak karu-karuan. Belum lagi jadi gembul begitu :(
Untungnya, saya bertobat setelah saya melihat
sendiri betapa jeleknya foto-foto saya waktu itu. Belum lagi, saya sempat
terkena tekanan darah tinggi (saya menduga karena kebanyakan micin xD). Acara seminar
Gula dan Lagu oleh Dr. Hans Tandra semakin menabok saya. Gaya hidup asal-asalan
memang rentan penyakit. Lah, kalau nanti saya sakit benaran bukannya
bakalan merepotkan banyak orang?
Mengenai Seminar Gula dan Lagu bisa dibaca di sini:
Dari sini, saya mulai berusaha mengubah gaya
hidup. Dari yang mulanya makan mie instan, kini beralih memperbanyak sayur dan
protein. Karbohidrat jelas dikurangi, terutama sore hari. Susah? Iya, susah. Secara,
harga sayur naik turun, bo! Kalau murah, kantong lumayan aman. Kalau lagi
mahal-mahalnya, aigoo ... bisa jebol kantong cuma buat beli sayur doang.
Hasilnya? Sangat memuaskan! Suatu hari, saya sempat pusing. Terutama kalau bangun tidur. Saya disarankan konsultasi ke dokter penyakit dalam. Hasilnya, tekanan darah saya drop. Dokter menyarankan, saya berhenti minum obat darah tinggi. Ini mujizat sekali! Saya bersyukur, Tuhan menyembuhkan saya lagi. Tentu, karena sudah sembuh, saya harus mempertahankan gaya hidup yang benar.
|
Instagram dapur saya. Baru bikin. Follow yak xD |
Hal lain yang saya lakukan adalah dengan mulai
minum susu low fat high calcium. Sebagai perempuan yang pernah
melahirkan dua kali, saya sadar banget kalau kebutuhan kalsium saya perlu
dipenuhi. Apalagi, gigi udah ompong satu :’D Lagi-lagi, susu juga nambah biaya,
dong. Belum lagi, saya juga membiasakan memakai mouthwash karena ogah
gigi ompong lagi.
Soal kecantikan, saya bersyukur punya
teman-teman yang asyik banget kalau ditanya-tanyain. Sebutlah Mbak Ninna Rosmina dan Mbak
Dyah Rinni yang perhatian banget soal kesehatan kulit. Dari ngobrol
bareng mereka, saya bertobat dari cuek urusan kulit. Banyak saran yang saya
aplikasikan. Hasilnya, kulit saya yang mulanya kusam dan nyebelin banget kalau
jerawat batu mulai bersahabat. Selain nggak malu-maluin kalau difoto, kulit
saya juga jadi tidak terlalu cerewet.
Biaya perawatan kulit memang tidak sedikit. Selain
menggunakan alat-alat di atas, saya juga mengganti deterjen dengan deterjen
yang anti bau (saya pakai Total Almeera biru) dan menambahkan pewangi anti apek
(saya pakai Downy Anti Apek). Hasilnya, walau saya nggak nyari wangi aneh-aneh,
saya terhindar dari nyamuk-nyamuk nakal yang hobi menggigit saya dan terlepas
dari julukan ‘darah manis’. Ini juga saya lakukan atas saran Mbak Dyah. Katanya kan, nyamuk demen sama bau
keringat. Jadi, ya, ternyata perlu banget mengusahakan badan nggak bau
keringat.
Kesimpulannya, walau kita memang perlu mengirit
dan tubuh kita ini memang harus kita tinggal entah kapan, merawat kesehatan dan
kecantikan itu perlu banget. Bukan untuk memuaskan mata orang, tapi lebih untuk
membuat hidup lebih nyaman. Lagipula, Tuhan sudah menciptakan kita dengan begitu
baiknya. Masa kita akan bersikap sembarangan dengan gaya hidup asal-asalan?
|
Yang ini buat pikiran, hehehe :D |
Saya bersyukur, hingga kini saya tidak pusing masalah biaya. Tuhan itu luar biasa dan pemeliharaan-Nya benar-benar nyata. Yang terpenting, ketakutan tidak akan
mendapatkan biaya tidak akan mendatangkan apapun. Dalam kepercayaan yang saya
anut sekarang, dikatakan bahwa Tuhan memelihara burung-burung di udara dan
bunga-bunga di padang. Jadi, tentu Tuhan akan memelihara kita juga. Kuncinya adalah
kita tetap mengandalkan Tuhan dalam segala hal, termasuk dalam hal pemeliharaan
kesehatan dan kecantikan juga. Hehehe.
Kirang langkung ampurayang. Semoga bermanfaat.
Tuhan Yesus memberkati ^^
Penulis:
Putu Felisia
Novelis dan Blogger
Semangat, mbak Putu, kalau cantik ,bersih dan wangi, sebenarnya diri kita sendiri yang bahagia kok 😉
BalasHapusYay! Ikut senang kalau mb Putu makin sehat dan glowing!
BalasHapus