Kisah cinta
antara dewa perang dan gadis belia yang eksistensinya dapat membahayakan dunia.
Lima puluh
ribu tahun lalu, Jiu Chen yang dikenal sebagai dewa perang, jatuh tertidur
setelah menyegel seorang raja iblis. Tanpa disengaja, Ling Xi membangunkannya
dari tidur dan mereka saling jatuh cinta. Sayang, kemudian ditemukan fakta
kalau Ling Xi lahir dengan aura jahat yang dapat membantu raja iblis
membebaskan diri dan mengembalikan kekuasaan suku iblis.
Jiu Chen menolak
membunuh orang yang tak bersalah dan mencoba mengubah takdir Ling Xi. Lewat perjuangan
gagah berani Jiu Chen, Ling Xi kemudian berubah dari lugu dan naif menjadi
pemimpim gagah berani yang melawan iblis.
Gimana, sinopsisnya,
menarik, nggak? XD
Saat itulah saya baru ngeh, ternyata aktor dan
aktris yang saya anggap kurang wah itu merupakan aktor dan aktris film layar
lebar. Chang Chen pemeran Jiu Chen sendiri merupakan pemeran Xiaohu dalam film
kolosal Crouching Tiger Hidden Dragon. Dilihat dari rekam jejaknya,
tentu kualitas akting Chang Chen tidak main-main. Begitu adegan pertama, sudah
terasa ... inilah Jiu Chen, sang dewa perang yang membeku ribuan tahun.
Dari segi cerita, sebenarnya Love and Destiny
ini termasuk biasa-biasa saja. Dewa yang abadi jatuh cinta, terpisah kematian,
bertemu lagi, menghadapi tantangan, happy ending. Udah, gitu aja. Adakah
yang baru? Nggak. Raja iblis, dewa jahat, ya, apalagi, sih? Nggak ada menu baru
dalam drama ini. Terus, raja iblisnya juga gitu-gitu aja, efek CGI yang nggak
halus dilihat.
Meski demikian, drama ini memiliki kekuatan di karakterisasi
atau penokohan cerita. Jiu Chen dan Lingxi memiliki karakter yang semakin
berkembang dan berubah seiring perkembangan cerita. Dilengkapi kualitas akting
Chang Chen dan Ni Ni, komplitlah chemistry mereka yang menghanyutkan
itu.
|
Jiu Chen bingung kenapa mendadak purinya mendadak berisik. |
|
|
Galau dibilang tua :D |
|
Maaf, Mbak Momo xD |
Tokoh-tokoh lain juga tidak terkesan asal
tempel. Karakter adik seperguruan Jiu Chen, Yun Feng merupakan karakter hidup
yang loveable. Hubungan cintanya dengan Tabib Qing Yao dinamis, lucu,
menyenangkan untuk diikuti. Hal ini bertolak belakang dengan kisah cinta Donghua
Dijun dan Feng Jiu di Ten Miles yang sering saya skip. Maklum, tidak penting
kaitannya dengan cerita.
|
Yunfeng lagi ngebucin xD |
Selain tokoh-tokoh di atas ada juga tokoh-tokoh
lain yang memang memikat. Penjahatnya sendiri bukan tokoh 2D sinetron yang cuma
bisa merengek dan memelotot, tapi punya power buat menghancurkan tokoh
utama dengan fitnah. Kaisar Langit yang biasanya dikisahkan mencla-mencle
atau otoriter juga lumayan tegas dan bijak.
|
Shisan yang nggak peka kode Jiu Chen. |
Beberapa adegan saya lihat merupakan perbaikan
dari drama-drama yang sudah ada. Misalnya Lingxi yang pelayan Puri Fuyun
bukanlah pelayan alay penggoda, akan tetapi pelayan yang polos, lucu, tapi
setia. Lalu ada adegan Jiu Chen menyihir pondok untuk menyediakan berbagai
kebutuhan (nggak seperti pondok yang ujug-ujug muncul di Ten Miles Peach
Blossoms). Ada juga adegan Jiu Chen bersusah payah memasak mie, nggak sim salabim
udah keluar teknik Master Chef. Semua itu menghasilkan adegan-adegan
yang natural dan nggak menjengkelkan.
Untuk romantismenya sendiri, saya acungi jempol
karena penulis tidak memilih berfokus pada masalah dendam. Ten Miles Peach Blossoms
sudah sulit ditandingi soal ini. Ashes of Love pun bagi saya masih gagal dalam
mendalami perasaan dendam. Jadi, kalau mau melawan chemistry Ye Hua-Bai Qian,
itu adalah hal yang sulit sekali.
Penulis juga agaknya tahu soal ini, jadi
memutuskan untuk memainkan hubungan yang ringan, manis, dan diwarnai berbagai
kelucuan. Hubungan Jiu Chen dan Lingxi yang berkembang dari majikan-pelayan
hingga dewa-manusia dan dewa-putri suku dewa cukup manis dan menarik diikuti. Bersyukur
karena aktor dan aktris yang mumpuni, semua bagian cerita terasa berisi, tidak
sekadar tempel agar episodenya jadi panjang.
Bahkan emak-emak yang ngomelin Jiu Chen di
salah satu episode atau ayah Lin Mo yang bingung disodorin akta tanah itu enak
untuk dilihat. Hahaha.
|
Calon mantu ini benar-benar mencurigakan -_- |
Terakhir,
kekurangan paling fatal dalam drama ini mungkin hanya ending yang nanggung.
Dengan sekian banyak dewa perang yang pergi ke neraka dan nggak bisa balik,
nggak dikisahkan (meski dalam dialog pendek) kenapa hanya Jiu Chen yang
berhasil kembali selamat. Buat penonton yang sudah telanjur dibutakan cinta
(maap maap xD) Mungkin ini tidak masalah, akan tetapi buat saya, ini benaran
merusak cerita yang sudah tersusun sedemikian indah. Sayang, lho. Padahal kalau
dijelasin dikit aja, plotnya akan jadi oke banget.
Buat kalian yang suka drama percintaan para
dewa, drama ini cocok dimasukkan ke dalam list. Sebuah drama yang worthed
banget ditonton. Buat saya sendiri, drama ini memang cocok jadi salah satu
drama terbaik tahun ini, lepas dari segala kekurangan dan kelebihannya.
Penulis:
Putu Felisia
Novelis dan Blogger.
Miss the dragon juga bagus, tapi kurleb kok hampir sama. harus reinkarnasi, dll begitu.
BalasHapus