Putu Felisia : Blog Inspiratif untuk Kehidupan Sehari-hari

Sabtu, 18 Januari 2020

Joy of Life: Drama Wajib Tonton!


Pernahkah engkau mendengar kisah tentang tebing gunung salju?
Tempat yang membiarkan orang terlarut dalam mimpi.
Di dalam legenda konon tersimpan harta pusaka.
Juga tersembunyi tubir paluh jurang.

Petikan gitar, irama berat dan gloomy dari lagu 一念一生 (One Thought One Life) yang dibawakan 李健 (Li Jian) merupakan hal pertama yang langsung mencuri perhatian. Kontradiksi dalam lagu dan judul langsung mendatangkan rasa penasaran. Seperti yang diharapkan, drama Joy Of Life atau 庆余年 (diartikan sebagai waktu sisa hidup) memukau dari dimulai hingga berakhir. 


Ingin tahu lebih lanjut? Lanjut, ya!

Joy of Life merupakan drama yang dirilis akhir tahun 2019 lagi. Seperti banyak drama Tiongkok lainnya, Joy of Life juga merupakan adaptasi novel. Berikut adalah sinopsis novel 庆余年 karangan Mao Ning yang saya terjemahkan dari situs novelupdates.com.

Di malam-malam sunyi itu, dia sendirian. Berbaring sekarat di ranjang rumah sakit. Rasa takut akan kematian dan merindukan rasa kehidupan, pikirannya kemudian berubah menjadi rumit, penuh oleh beragam emosi.
Myasthenia gravis — sebuah penyakit tak tersembuhkan. Penyakit di mana otot-otot seseorang perlahan-lahan mengalami disfungsi, hingga suatu hati ... orang itu bahkan tak mampu bergerak dan hanya mampu meneteskan air mata.
“Inikah yang dinamakan sakaratul maut?”
Ketika dia membuka mata kembali, dia telah melintasi waktu, masuk ke dalam tubuh seorang bayi berusia dua bulan, tepat terjebak dalam sebuah percobaan pembunuhan.
Dia lahir dalam status putra haram bangsawan. Namanya Fan Xian; dengan nama itu timbul beban dari rahasia-rahasia politik gelap dan juga warisan dari ibundanya.
Dia sangat mengerti; untuk bertahan, dia membutuhkan kekuatan tanpa tanding, uang, dan kekuasaan politik.
Teruntuk dunia baru yang penuh kemewahan hidup baru, marilah namakan ini: perayaan di sisa kehidupan!

Poster Joy of Life (sumber: mydramalist)

Demi membawa kisah ini ke layar kaca, Wang Juan, penulis naskah yang pernah menggarap skenario Young Blood (大宋少年志 (juga rilis 2019)) dipercaya untuk menulis skenario drama. Kursi sutradara diisi oleh Sun Hao (孙皓) yang sempat menggarap beberapa drama seperti Da Nu Dang Jia (大女当嫁), Bachelor, hingga yang terbaru Insects Awaken (juga dibintangi Zhang Ruoyun).

Sebagai peringatan: sejak awal, drama ini sudah mencantumkan season 1 di awal. Pada dasarnya, saya langsung membayangkan 2 ending: antara pertanyaan premis minor terkuak dengan ending standar, atau konflik memuncak dan chaos yang menegaskan bahwa drama ini memiliki lanjutan.

Dan rupanya, Joy of Life berakhir dalam situasi kedua.

Meski demikian, saya sangat terpuaskan oleh drama ini dari awal hingga akhir. Intrik-intriknya tajam, dengan penokohan yang kuat dan action yang tidak tanggung-tanggung. Twist yang ditawarkan berlapis-lapis, membuat penonton penasaran dan tetap berenergi menonton tanpa melewatkan bagian-bagian yang biasanya dimasukkan untuk memperpanjang durasi.

Karakter Fan Xian yang pada dasarnya istimewa, genius, pandai kungfu diperkuat oleh penampilan spektakuler dua aktor. Di masa kanak-kana, Fan Xian dibawakan oleh aktor cilik Han Haolin. Penggemar drama adaptasi Heaven Sword Dragon Sabre pasti sudah melihat penampilannya dalam drama 倚天屠龙记 versi 2019.


Han Haolin yang memerankan Fan Xian di masa kanak-kanak.

Peran sebagai Fan Xian remaja hingga dewasa kemudian beralih ke Zhang Ruoyun. Meski saya pernah menonton aksi Zhang Ruoyun dalam beberapa drama sebelumnya, saya tetap terpukau dengan gaya Zhang Ruoyun membawakan karakter tokoh Fan Xian dengan perkembangannya yang semakin dewasa dan kompleks. Sebagai poros utama drama Joy of Life, Fan Xian betul-betul teguh memperkuat plot cerita. 

Konon, adegan deklamasi ratusan puisi itu harus diulang hingga tiga ratus kali hingga Zhang Ruoyun mabok beneran. Tentu, demi adegan ini, Zhang Ruoyun pun harus menghafalkan semua puisi yang dibacakan. Nggak heran, adegannya jadi sangat dramatis. 

Perkembangan karakter Fan Xian dibawakan dengan baik oleh aktor Zhang Ruoyun.
 
 Tokoh-tokoh di sekeliling Fan Xian juga kuat dan memiliki motif sendiri-sendiri. Uniknya, karena penokohan, penampilan dan memang castingnya pas sekali, nama-nama tokoh yang biasanya susah diingat jadi bisa dihafalkan. Padahal, tokoh-tokoh drama ini banyak sekali. Biasanya, saya malah nggak hafal nama tokoh drama xianxia/wuxia kecuali kalau berkesan banget.

Bahkan Guo Baokun yang sering jadi obyek penderita punya peranan.


Sebagai pendamping utama, si cantik Li Qin tampil sebagai Lin Wan’er alias Nona Paha Kalkun Ayam. Karakternya yang sangat lemah meski cerdas entah mengapa justru membuat karakter Fan Xian semakin lengkap. Lelaki maskulin yang membuat semua orang waspada ini ternyata bisa jadi bucin! Luar biasa, kan!

Selain dua tokoh di atas, semua tokoh lain tak kalah penting meski hanya muncul sekilas saja. Salut untuk pemilihan casting yang pas dan pengaturan kostum dan riasan yang tidak berlebihan. Di drama ini, orang tua memang tua dalam arti sebenarnya, bukan aktor muda yang didandani sebagai ibu-ibu, bapak-bapak, nenek-nenek, atau kakek-kakek (special case: Uncle Wu Zhu, untuk tokoh ini saya punya satu kecurigaan, hehehe).

Berikutnya, yang paling dinanti-nanti ... kemunculan Sean Xiao alias XIAO ZHAN, dong! Hahaha xD (emoji hati mana, sih? :P)

Meski bukan fans Xiao Zhan, saya benar-benar melihat kualitas seorang Xiao Zhan yang kian terbukti. Tampaknya, Xiao Zhan memang tidak takut memilih peran berbeda-beda karakter. Dari paman yang lemah lembut di Oh, My Emperor! Wei Wuxian yang ceria dan petakilan di Untamed, hingga Yan Bingyun yang sinis dan temperamental di drama ini, semua bisa dimainkan dengan baik. Salut, deh ... sama Dedek ini!

Berawal dari pedang doang. Kudu sabar nunggunya -_-


Selain penggarapan maksimal, kualitas akting mumpuni dari setiap pemain yang maaf nggak bisa disebut satu-satu, ada banyak hal yang membuat Joy of Life ini sangat istimewa.

Meski merupakan karya modern, drama ini tidak melupakan kesusastraan di masa lalu. Banyak puisi-puisi Tiongkok kuno bertebaran di drama ini. Fan Xian pun diceritakan “memplagiat” prosa populer Impian Bilik Merah (dia ngaku, sih ... plagiat, tapi berhubung dunianya beda, ya ... nggak bisa marah juga jadinya). Fan Xian menjadi sangat populer karena prosa karya Cao Xueqin ini. 

Impian Bilik Merah terbitan Elex Media dan salinan terjemahan lagu versi WeTV.


Selain puisi-puisi legendaris sebagai gimmick, ada juga quotes-quotes baru yang dihadirkan. Salah satunya adalah perkataan Fan Xian kepada Si Lili, “Suatu hari, kau akan mengerti kalau hal paling menakutkan di dunia ini adalah harapan.”

Puisi adalah senjata terbaik LOL


Hal terakhir yang betul-betul membuat saya tersentuh adalah pesan Zhuang Mohan pada Fan Xian di episode terakhir.


Di Indonesia, kalian bisa menonton Joy of Life ini dalam versi Bahasa Mandarin atau Bahasa Indonesia di aplikasi WeTV. Kalian bisa mencari aplikasi ini di playstore lalu mendaftar. Demi Joy of Life ini, saya bergabung dengan VIP. Jadi, nggak perlu penasaran nunggu kelamaan, hehehe.

Kalian bisa download aplikasi WeTV ini di sini.

Epilog, thanks to Chendra Ling Ling bantu nerjemahin (di tayangannya nggak ada terjemahan).

Saya sangat merekomendasikan Joy of Life sebagai tontonan bermutu di awal tahun 2020. Bersiaplah berpikir keras dan menebak-nebak. Segala sesuatu sangat mungkin terjadi dalam drama ini. Hitam bisa jadi putih. Putih bisa jadi hitam. 

"Pada akhirnya, semua orang hanyalah bidak-bidak catur di tanganmu." - Chen Pingping.

Bersiaplah berdebar dan tergugah. Karena drama ini benar-benar seperti perayaan!

Penulis:
Putu Felisia
Novelis dan Blogger

Sang Penulis

Baca Juga

Komentar

13 komentar:

  1. terimakasih atas review nya, saya baru nonton sampai episode 11 dan memang jalan ceritanya membuat penasaran untuk terus lanjut ke episode salanjutnya...karakter tokoh Fan Xian yg kuat dan alur cerita yg menarik dengan selingan komedi membuat drama ini begitu asyik untuk ditonton

    BalasHapus
  2. Nonton drama ini karna xiao zhan, huhu. Nunggu puluhan episode baru muncul, eh endingnya malah bikin greget. Penasaran sama season 2 nya.

    BalasHapus
  3. Dari awal smp akhir cerita, alurnya bnr2 membuat yg menonton bertanya2, sebab banyak hal yg tersembunyi. Penasaran bgt sm isi koper yg d bw oleh ibunya fanxian, lalu penasaran jg kenapa paman wuzhu ga ba tua, paman wuzhu bertarung dgn xuhe (yg di air terjun)gmn itu sp yg menang, lalu rahasia apa yg ada di bwh kolam di tmp ibunya fanxian prnh tinggal. Selain itu apa isi surat pangeran kedua pada yan bing yun dan msh byk lagi yg menjadi pertanyaan di benak sy, sangay menunggu season keduanya & sepertunya raja adalah grand master sebenarnya...

    BalasHapus
  4. kapan nih season ke 2 a gak sabar mau nonton nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2021-2022
      lagi dimulai syuting awal 2021 gara2 corona..

      Hapus
  5. ending bikin kesel ,fanxian ditusuk dr belakang ,sama tmen karakter tegas dan kejam episode ke 2 ini harus jadi musuh bebuyutan.awal epsode2 harus diselamatkan sama paman yg buta.baru mulai cerita yg ke 2

    BalasHapus
  6. nonton drama ini cuma pen tau xiaozhan dgn karakter beda.. tapi seiring berjalan episode akhirnya kebawa deh sama pesona kerennya paman wuzhu.. makin episode nambah makin pengen liat scene paman wuzhu.. sampe ending dari eps 40 ke 46 nungguin scene wuzhu ga ada2.. :'(

    BalasHapus
  7. Baru kali ini baca ulasan yang begitu bagus,drama seri yang bikin penasaran, Semoga season 2 segera hadir

    BalasHapus
  8. Udah ada kabar kapan rilis season 2?

    BalasHapus
  9. Jadi penasaran pengen nonton drama ini, meskipun settingnya kayak jaman dulu, tapi alur ceritanya sepertinya menarik.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Mohon tidak mengcopas isi artikel tanpa izin. Jika berkenan, silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Diharapkan untuk tidak mengirimkan link hidup dalam komentar. Terima kasih atas perhatiannya :)