Saya sering merasa heran dengan kelakuan
orang tua zaman now.
Ketika saya menginformasikan kepada
kawan-kawan sebuah grup tentang bahaya tulisan-tulisan porno di internet, ada
seorang bapak yang langsung menertawakan saya.
“Dari zaman dulu pun, kita hidup di zaman
penuh cerita stensilan, tapi, kita baik-baik aja, kan,” ujarnya, “Ngapain
larang-larang. Kalau dilarang, nanti juga baca diam-diam.”
Dengan menahan geram, saya dengarkan saya
omongannya. Rupanya, si bapak berpendapat kalau kita harusnya membiarkan saja
anak membaca apa yang dia mau selama tetap diawasi. Ok, emangnya kita bisa mengawasi anak 24/7? Nggak kerja, toh, Pak?
Ada pula seorang kakek yang suka mengajak
cucunya menonton film bernuansa disaster
seperti 2012. Adegan-adegan ledakan dan kehancuran berulang-ulang diputar dan
cucunya jadi senang sekali. Nggak heran, si cucu ini sering bikin mamanya
stres. Beberapa kali, mama si cucu harus ganti rugi ke toko orang. Maklum, anaknya
beberapa kali ngerusak barang. Mainan pun nggak bisa berumur panjang di tangan
si cucu itu.
|
Biarkanlah anak-anak berkembang. | Foto:Pixabay.com |
|
Beberapa waktu lalu, ada seorang anak
menumpang di mobil. Anak ini, sebut saja namanya Cullen, berusia 6-7 tahun. Ketika
mobil terjebak macet, anak ini tiba-tiba berkata:
“Kalau Cullen gede, Cullen mau bikin bom! Cullen
mau ngebom jalan supaya mobil semua hancur. Jadi, mobil Cullen bisa jalan,
nggak kena macet!”
WOW.
Benar-benar pemikiran yang WOW.
Saya benar-benar tercengang mendengar ide
spektakuler dari Cullen ini.
WOW.
Benar-benar WOW.
|
Nonton sekarang praktis, bisa kapan dan di mana pun. Yakin, bisa terus ngawasin? | | Foto: Pixabay.com |
Mungkin, bagi orang tua zaman now, Cullen ini cute banget. Wah, idenya
cemerlang dan masuk akal. Apalagi, Cullen ini penggemar Avengers yang memang
biasa bikin jalan dan bangunan hancur. Itu kan hanya sebatas khayalan. Nggak mungkin
dilakuin, lah. Anak-anak kan emang imajinasinya tinggi, yesss? Biasa ajalah,
emak-emaknya aja suka ngayalin mungut CEO kaya yang jadi penyelesai segala
masalah, kan? #eh
|
Dengan CEO kaya, segala masalahmu terselesaikan *salah caption* | | | | Foto: Pixabay.com |
Beberapa waktu lalu, malah nemu info
mencengangkan dari negeri tirai bambu sana. Buat yang doyan ghibah pasti tahu ni, hehehe. Alkisah,
ada seorang artis, sebut saja namanya Sugeng, dibuatkan cerita uwiyuuu banget. Konon, di cerita itu
Sugeng dijadikan seorang penjaja seks yang memakai rok, bergincu, dan seksnya
pun main pedang-pedangan. Ini viral, lhoooo ... viral u,u
Lepas dari gimana perasaan Sugeng sebagai
cowok normal digituin, atau gimana Sugeng menuai haters dan dicaci karena masalah ini, satu hal yang membuat saya
WOW lagi adalah: yang bikin cerita gitu konon MASIH SEKOLAH.
Yeeesss.
Anak sekolah nulis cerita pedang-pedangan,
cuy. Berharapnya, sih, ini cuma hoaks, ya. Cuma, lagi-lagi saya tercengang
ketika di satu grup (yang rata-rata isinya udah tuwek bukan dewasa) yang ditekankan adalah kebebasan berekspresi
dan khayalan doang. Mau tulis CEO lagi takut kena sambit gue.
|
Nonton 'pedang-pedangan' (foto hanya ilustrasi) | Pixabay, Picsart, MDZS |
Kadang saya ini bingung, sebetulnya ada apa
di kepala para orang tua ini. Entah mereka terlalu percaya sama anak, terlalu
sayang, atau terlalu terlalu yang lain. Intinya, para orang tua ini seolah tak
pernah memikirkan akibat dari bacaan/tontonan yang dikonsumsi anak-anak mereka.
Kadang, mereka tahu, dan paham, tapi, menganggap kalau anak mereka akan menipu mereka dengan menonton
diam-diam. Jadi, daripada ditipu anak, mending kasih semua yang dimau anak
(kasihan amat anak-anak zaman now, begitu nggak bisa dipercaya, ya?)
Ada juga ortu yang sangat percaya diri bahwa
anak-anak sanggup membedakan mana khayalan, mana kenyataan. Lagipula, banyak
anak-anak lain menonton dan membaca hal serupa. Jadi, mengapa harus membatasi
anak sendiri?
Semoga
saja, kasus di Sawah Besar ini bisa menjadi teguran bagi para orang tua. Untuk yang
belum membaca, berikut kronologis yang saya rangkum dari pikiranrakyat.com:
PIKIRAN
RAKYAT - Mengaku terinspirasi dari sejumlah karakter fiksi horor, gadis remaja
15 tahun berinisial NF dengan tega membunuh anak berusia 5 tahun di Sawah
Besar.
"Semua
masih didalami, tapi pengakuan awal tersangka sering nonton film horor Chucky.
Dia senang nonton film horor dan itu memang hobinya," ujar Kabid Humas
Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus saat pemimpin gelar perkara di
Mapolrestro Jakarta Pusat, Sabtu 7 Maret 2020 dikutip Pikiran-Rakyat.com dari
Antara.
Selain
suka menonton film horor tersebut, polisi juga berhasil mengungkap bahwa NF
adalah pelaku sebenarnya setelah mengetahui coretan tangan tersangka berupa
karakter fiksi kartun yang kemudian menjadi petunjuk.
Tanggung jawab dan kepedulian memang
merupakan dua hal yang harus dimiliki orang tua. Mungkin, orang tua memang
memiliki cara berbeda-beda dalam mendidik dan membesarkan anak. Akan tetapi,
perlu diingat kalau anak-anak ini merupakan individu-individu kecil yang
memiliki pemikiran sendiri. Salah mengarahkan bisa fatal akibatnya.
Catatan:
Saya begitu gelisah dan maju mundur
menuliskan hal ini karena takut dianggap lebay
dan ditertawai lagi. Semoga tulisan ini bisa dijadikan sedikit bahan masukan. Kalau
mau beberapa pertimbangan lagi di bidang psikologis, bapak-ibu bisa ke halaman
di bawah ini:
Tulisan ini tidak berniat menggurui. Silakan, kalau merasa percaya diri dengan pembiaran. Tak perlu repot mendebat saya. Toh, anak, anak sampeyan.
Kirang langkung ampurayang.
Penulis:
Putu Felisia
Novelis
dan Blogger.
Nah sedih. Aku dulu emang tontonannya action sejak kecil tapi pendampingannya ketat dari ortu, bahkan waktu nonton Tom n Jerry yang banyak adegan berantem, mama bilang itu nggak sungguhan, orang bisa mati kalau kena pukul besi kaya si Tom. Peran ortu buat ngasih arahan ini sangat penting, bukannya diumbarin aja.
BalasHapusWah bener jg ya, bahkan film kartun pun.
BalasHapus