Putu Felisia : Blog Inspiratif untuk Kehidupan Sehari-hari

Sabtu, 30 April 2022

Catatan Perjalanan: Melihat Penangkaran Penyu di Sanur

Teman-teman mungkin sering bingung trip ke Bali enaknya pergi ke mana, sih? Kalau trip ke pantai kayaknya sudah biasa, ya. Nah, mungkin berkunjung ke Penangkaran Penyu Dwarawati Sanur.

 

Konservasi Penyu

 

 

Sebelum berkunjung ke penangkaran penyu, Putfel mau tanya dulu, nih. Teman-teman tahu nggak, nih, apa bedanya penyu sama kura-kura? Atau jangan-jangan, teman-teman mikirnya penyu sama kura-kura itu sama aja? Hihihi.

 

Perbedaan Kura-kura dan Penyu:


 

  • Kura-kura bisa hidup di darat dan air, penyu sebagian besar hidupnya di dalam air.
  • Kura-kura memiliki kuku tajam dan kaki sebagai alat gerak, penyu alat geraknya seperti sirip.
  • Tempurung kura-kura seperti kubah hingga kura-kura bisa memasukkan kepala ke dalam tempurung. Penyu tidak bisa melakukan itu karena tempurungnya lebih ceper.
  • Kura-kura merupakan makhluk omnivora yang bisa memakan sayur dan daging. Penyu lebih ke karnivora karena makanannya ikan-ikan kecil atau ubur-ubur.
  • Kura-kura berumur lebih panjang (sekitar 80-150 tahun), penyu umurnya hanya sekitar 60-70 tahun.

Tahukah teman-teman? Ternyata 6 dari spesies penyu langka ada di Indonesia. Salah satunya ada di Bali. Karena itu, menjaga kelestarian penyu ini sangatlah penting.

 

Stay di Denpasar? 

Jangan lupa ke Jalan Gajah Mada-Kota Lama.

 

Dilema Konservasi Penyu Di Bali

 

Saat ini, populasi penyu di Bali kian menyusut. Hal ini dikarenakan daging penyu menjadi salah satu sarana upacara keagamaan di Bali. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah daerah sudah berkonsultasi dengan lembaga agama tapi belum menemukan solusi selain membuat peraturan ketat untuk membatasi penangkapan penyu.

 

Awal Terbentuknya Konservasi Penyu Sindhu Dwarawati Sanur

 

Kelompok Konservasi Penyu Sindhu Dwarawati Sanur berdiri tanggal 19 September 2012. Awalnya, kelompok ini didirikan karena kepedulian beberapa orang yang hobi memancing, diving, dan surfing. Mereka menyadari kalau sejak Bali menjadi tempat wisata, banyak tempat beralih menjadi hotel dan villa. Dengan demikian, penyu kehilangan tempat untuk bertelur. Kalau pun mendapat tempat bertelur, tempatnya tidak aman karena telurnya bisa saja dimakan anjing, yuyu, atau penikmat kuliner telur penyu.

 

Tempat Penangkaran 

 


Di penangkaran, tukik dikonservasi selama minimal berusia 6 bulan. Selanjutnya dilepas di laut lepas, baik bertepatan dengan even-even pariwisata maupun saat Kelompok Konservasi mengadakan acara pelepasan tukik. Hingga saat ini, mereka mengandalkan donasi dari pengunjung. Pengunjung bisa memasukkan donasi mereka ke dalam kotak donasi yang disediakan di tempat penangkaran.


 

 Tempat konservasi ini sangatlah cocok dikunjungi bersama keluarga maupun anak-anak. Sambil berlibur, kita bisa mengajarkan kepada anak-anak untuk turut bertanggung jawab menjaga bumi kita tercinta ini.


 

Merawat Bumi adalah Tanggung jawab kita bersama. Karena itu, marilah bersama-sama melestarikan bumi dan segala sumber daya alam di dalamnya.

 

 Info Wisata Lainnya:

Steak and Shake: Kuliner Halal di Bali 

 

Referensi:

 

Awal Terbentuknya Konservasi Penyu Dwarawati

https://kabardewata.com/berita/berita-utama/sosial/konservasi-penyu-sindhu-dwarawati-sanur-awalnya-hanya-sekedar-kumpul-di-pantai.html

 

Perbedaan Kura-kura dan Penyu:

https://www.idntimes.com/science/discovery/intan-deviana-safitri/perbedaan-kura-kura-dan-penyu-c1c2/5

 

Dilema Konservasi Penyu di Bali:

https://www.antaranews.com/berita/716830/dilema-konservasi-penyu-di-bali

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sang Penulis

Baca Juga

Komentar

14 komentar:

  1. menyenangkan sekali bisa mengunjungi penangkaran penyu di Bali, semoga suatu saat bisa berkunjung kesana. Dan saya jadi tau beberapa perbedaan penyu dan kura2 dari blog ini.

    BalasHapus
  2. Serunyaaa bisa lihat penangkaran penyu. Aku nggak tahu kalau ada penangkaran penyu jadi waktu ke bali nggak mampir ksana. Tempat wisata kayak gitu cocok banget untuk anak-anak supaya mengenal dan menimbulkan pikiran untuk melestarikan hewan-hewan seperti penyu ini

    BalasHapus
  3. seru nih kak. Liburan sambil belajar kak, dulu ditempat saya juga ada penangkaran penyu yang dibuat perusahaan tambang PT. Newmont Nusa Tenggara kak, tapi setelah di akuisisi oleh perusahaan dalam negeri gak dilanjutin lagi programnya. sayang sekali

    BalasHapus
  4. Sebentar mbak, mungkin maksudnya penyu karnivora kali ya karena makan ikan-ikan kecil dan ubur-ubur. Kalo herbivora kan makan tumbuhan berarti..

    Aku shock pas baca kalo acara adat pakai daging penyu. Dimakan gitu?? Kasian penyu nya yaa.. semoga konsolidasi pemda dan lembaga agama terkait segera menemukan titik terang, biar konservasinya bisa terus berkembang..

    Anw, makasih artikelnya mbak. Bisa jadi referensi kalo liburan ke Bali, apalagi sama anak. Makasih yaa!

    BalasHapus
  5. Wah referensi yang menarik ni. Saya belum pernah ke Bali soalnya. Makasih infonya. Nambah insight baru buat jelasin ke anak saya perbedaan penyu dengan kura-kura. Nice. :)

    BalasHapus
  6. Seru banget bisa datang dan melihat konservasi penyu disana. Pengen tp kapan ya bisa berangkatnya, baru bisa berhayal..

    BalasHapus
  7. Keren banget, pastinya seru ya bisa melihat penangkaran penyu secara langsung disana.

    BalasHapus
  8. dulu saya sempet menganggap kurakura dan penyu itu sama karena hanya beda nama saja, tapi ternyata berbeda sekali ya mbak.. penyu dilestarikan yaa, untuk upacara keagaman dibali, penyunya diapakan ya mabk?

    BalasHapus
  9. wah pingin tuh liburan ke bali lagi, dulu pernah ke sana tapi waktu liburan SMA wkwk, next boleh dong ka, spill biaya / budget yang harus disiapkan untuk ke bali. terimakasih ka

    BalasHapus
  10. Waah seru banget bisa lihat penangkaran penyu disana. Aku baru tau di Bali ada ini juga ternyata. Waktu itu aku pernah liat penangkaran kamu pas trip ke Sulsel. Jadi tau deeh bagaimana peyu dibesarkan. Thanks ka sudah sharing

    BalasHapus
  11. aku nggak tau kalau di bali ada penangkaran penyu, seru juga. kalau ke bali perlu diagendakan lagi nih

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Mohon tidak mengcopas isi artikel tanpa izin. Jika berkenan, silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Diharapkan untuk tidak mengirimkan link hidup dalam komentar. Terima kasih atas perhatiannya :)