Kamis, 07 Juli 2022
Kesehatan mental yang baik tentu menjadi idaman banyak orang. Sayangnya, banyak orang justru mengabaikan pentingnya menjaga kesehatan mental. Kekerasan emosional sering dianggap remeh. Orang-orang sering tidak memahami kalau mereka sering melakukan sesuatu yang bisa merusak kesehatan mental, salah satunya memberi cap/labelling.
label yang melekat bisa jadi destruktif
Apa itu labelling?
Dalam konteks sosial, labelling ini sering dikaitkan dengan pemberian atau penempelan cap kepada orang lain. Teori mengenai labelling ini pertama kali dicetuskan oleh Edwin M. Lemert. Nah, biasanya cap yang diberikan ini sering berkonotasi negatif. Akibatnya, orang yang diberi cap akan cenderung punya citra buruk di masyarakat.
label negatif punya banyak dampak buruk
Contoh Labelling
Kasus 1:
Seorang ibu marah kepada anaknya karena anaknya lupa menyapu. Dalam emosinya, ibu ini melontarkan kalimat, “Kamu ini benar-benar PEMALAS!”
Label ini menempel pada anak, lalu dia beranggapan kalau dia memang PEMALAS.
Kasus 2:
Seseorang pernah masuk penjara, otomatis masyarakat memberi cap PENJAHAT, walau kemudian orang itu tidak pernah berbuat kejahatan lagi, dia tetap punya label PENJAHAT.
label negatif memicu perilaku negatif
Dampak Labelling
Meski terlihat sepele, labelling ini punya dampak yang tidak bisa diabaikan, lho. Dampak dari labelling itu di antaranya:
Mempengaruhi mental seseorang
Seseorang bisa merasa kalau dirinya kurang berharga dan tidak dikasihi. Perasaan ini akhirnya membuat orang menjadi tidak percaya diri. Bayangkan saja gimana kalau teman-teman dicap bodoh, bagaimana caranya bisa percaya diri dengan label itu? Susah, kan 😢
Meneguhkan penyimpangan seseorang
Orang yang menerima label negatif bisa melakukan hal yang sama berulang kali dan menerima penyimpangan karena orang lain sudah melekatkan penyimpangan itu pada dirinya. Misalnya orang yang dilabeli pemalas akan merasa kalau wajar saja dia enggan berusaha dan bekerja, namanya juga pemalas. Ya, kan? 😞
Baca juga:
Hati-hati! Kata-katamu Bisa Membunuh!
Menciptakan stigma buruk
Label yang disepakati akhirnya menjadi stigma yang melekat
pada orang-orang yang diberi label. Misalnya orang yang pernah masuk penjara
semuanya dianggap penjahat. Atau wanita yang menjadi janda semuanya adalah
pelakor. Tentu stigma ini akan sangat merugikan karena walau orang tidak
melakukan kejahatan atau tidak merebut lelaki orang, tetap dianggap penjahat
atau pelakor ðŸ˜
Mendatangkan depresi dan sifat anti sosial
Karena dikucilkan dan dinilai berdasarkan labelnya, orang cenderung
bisa menjadi depresi dan menjadi penyendiri. Maklum saja, kalau kumpul-kumpul
bergaul, pasti mereka akan dipandang sebelah mata dan cenderung dihakimi 😔
Membuat mental blok
Orang yang menerima label jadi cenderung menerima saja dan merasa tidak mampu melakukan sesuatu di luar label yang diberikan. Misalnya, label pemalas tadi membuat orang cenderung berpikir tidak akan bisa rajin. Label bodoh membuat orang menjadi malu belajar karena merasa tidak mungkin bisa jadi pintar.
akibat label negatif tidaklah ringan
Cara Mengatasi Label Negatif
Tidak bisa dipungkiri, kebiasaan memberikan label telah berlangsung dan masih berlangsung di masyarakat sampai sekarang. Banyak orang terlanjur menerima label dan merasakan dampak buruknya.
Untungnya, label negatif ini bukanlah hal yang bersifat paten dan melekat selamanya. Kita bisa menyingkirkan label negatif diri kita dengan cara-cara berikut:
Mengubah Pola Pikir
Ketakutan untuk berubah adalah sifat ego. Jika ingin menghapus label, yang bisa dilakukan adalah mematahkan ego ini. Kita bisa melakukan dialog dengan diri sendiri mengenai apa yang kita inginkan pada diri kita, bukan apa yang tidak kita inginkan.
kekuatan pikiran itu luar biasa!
Membuat List
Untuk menguatkan tindakan sebelumnya, kita bisa membuat list berisi label diri kita. Coret label negatif dan isi dengan hal yang positif. Misalnya: label pemalas diganti label bersemangat, rajin, penuh energi, dan yang sejenis. Label bodoh diganti: mau belajar, serius belajar, terbuka untuk berkembang, dan yang sejenis.
percayalah, kita bisa berubah!
Mengenal Diri Sendiri
Salah satu cara mengenal diri sendiri adalah melihat diri sendiri di cermin. Kita bisa menyapa diri sendiri lalu memperhatikan pantulan bayangan di cermin. Fokus pada hal positif dalam diri kita: value dan goals yang ingin kita tentukan dan tekad berjuang.
hanya diri kita yang akan bersama kita hingga mati.
Setiap Manusia Tidak Ada yang Sempurna
Nah, setelah mengetahui dampak labelling dan cara mengatasi dampak labelling, ada baiknya kita menyadari sesuatu: tidak ada satu pun manusia yang sempurna di dunia ini. Memberi label kepada orang lain mungkin mudah, tapi, ada baiknya kita berkaca dulu, siapakah diri kita ini hingga berhak melabeli orang lain dengan label negatif?
Semoga kita semua tidak melanjutkan kebiasaan melabeli orang ini, ya 😉
Referensi:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/20/151500569/teori-labeling--pengertian-dampak-dan-contohnya
https://www.sehatq.com/artikel/labeling-tak-baik-untuk-kesehatan-mental-ini-alasannya
https://lifestyle.kompas.com/read/2011/10/24/08221823/~Beranda~Gaya%20Hidup
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3413782/saat-label-negatif-telanjur-tersemat-bagaimana-menghapusnya
Artikel yang bagus sekali! Semangat Kak Putu!
BalasHapusLabel negatif memang bisa ditumpuk dengan label-label baru yang positif ya biar tetep produktif
BalasHapusHarus bener-bener dijaga ya ucapan ortu ke anak. Pernah sih dulu lihat temen yg minder karena disindir guru, beneran jadi mental block, kayak sifatnya tuh jadi gampang putus asa karena ada label buruk yg diberikan le dia
BalasHapuslabelling paling berefek kyaknya kalau berasal dari keluarga sendiri. Para orang tua harus lebih berhati-hati jangan sampai labelling negatif ke anak anak.
BalasHapusbahayanya labeling yg kadang orang gak tau, padahal efeknya bisa kebawa-bawa.
BalasHapusterima kasih infonya mba, efek labeling ini berbahaya dan jadi pengingat kita jangan mudah melabeli orang.
BalasHapusBenar sekali ini, Mbak. Kadang orang asal dan seenaknya memberi label pada seseorang, termasuk karena kekurangannya. Misalnya si gendut. padahal akan sangat mempengaruhi kepercayaan diri orang itu.
BalasHapusMakanya yang terbaik adalah, menempatkan diri, bagaimana kalau diri sendiri dilabeli juga oleh orang lain.
Labeling ini tidak hanya diberikan dari lingkungan, tapi bisa dari dalam rumah, dan itu harus dihapuskan
BalasHapusSebagai ibu, masih mencoba berusaha klo marah gak ngomong sesuatu yg termasuk labeling negatif.
BalasHapussetuju banget Kak, sebelum melabeli orang, ngaca dulu deh. Kalau perlu, simpan cermin yang besar dimana-mana biar kita jadi bisa ngontrol diri sebelum ngomong *eh
BalasHapusMemberi label pada seseorang dengan makna negatif mempunyai efek buruk ya. Kudu mikir panjang sebelum melakukannya. Apalagi ortu pada anak, bisa mempengaruhi masa depan anak.
BalasHapusMba akhirnya ada yang bahas soal ini, terlihat sepele tapi labelling khususnya negatif akan merugikan orang yang dilabeli. saya suka heran aja banyak orang yang sering melabeli negatif ke orang lain tanpa memikirkan dampaknya untuk mereka. Padahal bisa membuat mental seseorang jatuh.
BalasHapusAh iya, bahaya lho pelabelan ini
BalasHapusBahkan kalau secara sosiologis, labelling bisa mendorong seseorang berperilaku menyimpang
Betul sekali kak, apalagi kalau label negatif ini terus berlanjut hingga dewasa.. Memang kita jg harus bisa menjaga lisan agar senantiasa berkata baik agar bisa menghindari kebiasaan berkata negatif ya..
BalasHapusBenar sekali. Semua orang harus menyadari bahwa nggak ada yang sempurna di dunia ini. Makanya, hindari melabeli seseorang.
BalasHapusBener banget mbaa, makanya namanya aura positif sama negatif itu nular yah. kalau kebanyakan labeling negatif yaa akan seperti itu2 aja energinya mah
BalasHapusNah betul ini. Label yang negatif berbahaya banget bahkan bisa masuk ke alam bawah sadar akhirnya menjadi karakter permanen. Jangan sampai kita melabeli diri kita dan orang lain dengan label yang negatif
BalasHapusJujurly, saya pun mengalami hal seperti itu. Label negatif benar-benar menghantui pikiranku. Menjadi anti sosial, malas terhadap sesuatu dan lain sebagainya.
BalasHapusUntuk menyembuhjan, bener-bener lama, sekarang lun masih dalam proses untuk sembuh dari kuka masa lalu itu
Aku jadi ingat pepatah omonganmu harimaumu. Itu lah pentingnya kita menyaring dan hati2 bicara kpd seseorang. Omongan negatif kdg memicu masalah bg org lain. Jadi jgn sampe kita jg cekcok dgn keluarga/tetangga hanya krn mulut kita lemesss. Hehe.
BalasHapusBener banget memberikan label negatif ini dampaknya emang gak bagus. Apalagi buat anaknya kak, sebisa mungkin dihindari. Ya ucapan adalah doa, sebisa mungkin melabeli dengan kalimat positif saja.
BalasHapusSoal labelling kadang-kadang memang tidak disadari. Mungkin maksudnya mengingatkan, eh jatuhnya labelling. Misal nih, "kamu jangan jadi pemalas", maksudnya mau mengingatkan anak yg malas, eh malah jadi labelling anak pemalas. Emang musti hati-hati dalam berbicara.
BalasHapusWah bener banget nih mbak, labelling itu bikin minder bikin rendah diri. Pokoknya dampaknya nggak bagus
BalasHapusLabelling memang membuat seseorang Itu minder rendah diri. Pokoknya dampaknya negatif secara batin
BalasHapusBahaya banget labelling ini.
BalasHapusDan benar kak Putu, aku kemarin mencoba produk A, lalu temenku bilang "Mbak, produk itu kan begini dan begitu.."
Aku yang tadinya suka, jadi mendadak ada perasaan "Ah iya.. kata temenku begini.."
Itu baru ngomong biasa.
Kebayang kalau labelling dengan intonasi dan gesture yang meremehkan, bisa merusak mental banget sih..
Lebih baik diam daripada berkata yang tidak baik, menurutku. Terimakasih kak Putu..
Memang kadang yg membuat kita tumbuh jd lebih buruk y label dari oranglain yg buruk :( semoga jgn sampai terpengaruh sama hal-hal negatif, belajar menerima dan mengubahnya jd peluang positif ya
BalasHapusBener banget dan mirisnya banyak orang yang meremehkan lebeling negatid ini, padahal dampaknya untuk kesehatan mental cukup besar
BalasHapusBagus kak untuk informasinya, lain kali kali kalau kita ketemu dengan orang yang suka menjelekan orang lain, hendak nya kita pertegas bahwa sikap dia sudah sangat kelewatan
BalasHapusPaling gasuka sama orang yang suka ngasih cap atau ngelabeli orang lain hanya karena sekali aja berbuat kesalahan. Padahal dibalik satu kesalahan kecil yang dia buat itu ada 1000 kebaikan yang udah dia lakukan. Tapi karena kesalahan yang kecil itu langsung dilebeli dengan label yang negatif :"(
BalasHapus