Jumat, 15 Juli 2022
Siapa sih yang nggak bangga melihat bukunya ada di toko buku? Tentu saja, melihat nama sendiri ada di sampul buku juga melihat buku karya sendiri bersanding dengan buku-buku penulis besar merupakan kebanggaan luar biasa. Apalagi diakui sebagai penulis lalu diundang ke berbagai kongres dan acara kepenulisan. Rasanya benar-benar seperti mimpi.
Dulu, saya bahkan tidak berani membayangkan kalau ini ternyata bisa terjadi. Namun, Tuhan itu luar biasa baik. Segala sesuatu yang mulanya terlihat seperti mimpi itu bisa terwujud. Semua berkat internet tanpa batas.
Suka Menulis Sejak SD
Saya dulu lahir dari keluarga kurang mampu. Buku adalah sebuah kemewahan buat saya. Karena keterbatasan ini, saya kemudian berinisiatif menuangkan pikiran ke dalam tulisan. Saya menyisihkan uang jajan untuk membeli buku tulis. Saya menulis karangan saya di buku tulis tersebut lalu kadang memberikannya kepada teman untuk dibaca.
Saya juga iseng memfotokopi hasil tulisan saya lalu menjualnya ke teman-teman seharga seratus lima puluh rupiah. Tak disangka, tulisan ini lumayan laku. Saya sempat menjalankan usaha ini lalu bekerja sama dengan beberapa teman. Saya membuat tulisan, teman yang punya mesin ketik mengetikkan, lalu hasil usaha dibagi rata.
Dari sini, rasa suka saya pada dunia kepenulisan semakin tumbuh.
Berhenti Menulis
Suatu hari, Mama saya menemukan tulisan-tulisan saya. Keluarga saya memang tipe pencemooh jadi wajar saja kalau kemudian Mama mencemooh seraya mengingatkan kalau saya harusnya mementingkan sekolah. Mama memang sangat melarang saya beraktitivas di luar sekolah. Dari ekskul karate sampai belajar menari, semuanya tidak boleh.
Karena sakit hati, saya lalu berhenti menulis. Seiring berlalunya waktu, saya pun mulai melupakan hobi saya ini.
Mulai Menulis Lagi
Waktu hamil anak pertama, dokter mengharuskan saya mengurangi kegiatan. Saya berhenti kuliah saat itu. Kebetulan juga, saat itu, suami memasang internet di rumah. Suami yang khawatir saya tidak ada kegiatan kemudian mengusulkan agar saya mencoba iseng menulis. Saya mengikuti saran suami dan berkat adanya internet ini, saya bertemu beberapa penulis di media sosial. Sebutlah Mbak Triani Retno, Mbak Primadonna Angela, Lexie Xu, semua penulis ini bisa ditemui di facebook.
Meski sudah senior, para penulis ini sangat baik dan menyemangati saya. Saya ingat sekali, saat itu, Mbak Primadonna Angela memberi saya satu kata: NIAT. Satu kata inilah yang menguatkan saya saat terkena writer’s block dan saat ingin menyerah.
Bersama Reni Erina (editor majalah Story), Mayoko Aiko, dan Putra Gara.
Novel pertama saya, My Lovely Gangster, kemudian selesai ditulis dalam jangka waktu lima tahun. Saat itu, saya memberanikan diri mengirimkan novel perdana saya itu ke Gramedia Pustaka Utama. Saya pun nekat mengeprint novel ini lalu mengirimkannya ke Redaksi Gramedia. Sayangnya, novel ini langsung ditolak. Saya sempat berkecil hati, tapi, lagi-lagi saya dikuatkan teman penulis, kali ini Mbak Ria N Badaria yang memberi saran agar tulisan saya lebih ciamik.
Setelah menguatkan kepercayaan diri, saya merevisi naskah itu dan mengirimkannya lagi. Saat ini, semakin terasa kalau internet itu membuat segalanya kian praktis. Kalau sebelumnya saya mengirimkan hardcopy naskah lewat ekspedisi paket, kini, saya cukup mengirimkan softcopy lewat alamat e-mail penerbit.
Penolakan demi penolakan pun kemudian masuk ke e-mail saya. Sampai akhirnya, My Lovely Gangster berhasil diterima Penerbit Media Pressindo di tahun 2011.
Berprestasi di Jalur Menulis
Setelah novel debut saya terbit, saya semakin berani mengirim naskah dan mengikuti perlombaan. Beberapa kali kalah, beberapa kali juga saya menang. Dari pengalaman-pengalaman ini, saya banyak belajar.
penghargaan dari Qanita (Grup Mizan)
Kemenangan paling berkesan bagi saya adalah ketika saya berhasil menjadi Juara III Lomba Menulis Novel Amore Gramedia Pustaka Utama. Rasanya bangga sekali bisa ‘menaklukkan’ penerbit impian saya sedari kecil.
Kemenangan demi kemenangan ini kemudian menjadi jalan bagi saya untuk semakin memantapkan diri di dunia menulis. Kalau diingat lagi, ini adalah keajaiban yang tidak berani saya bayangkan sebelumnya.
Novel Heart Quay di salah satu toko Gramedia
Semakin Giat Menulis dengan Bantuan Jaringan IndiHome
Manfaat internet sungguh luar biasa. Sampai sekarang, jaringan internet sangatlah membantu proses kepenulisan dari awal. Dengan menggunakan jaringan internet, saya bisa melakukan riset pustaka dengan membuka situs-situs informasi. Adanya banyak platform baca-tulis digital juga memungkinkan saya untuk mengunggah karya dan mendapatkan pundi-pundi rupiah dari tulisan-tulisan saya.
Bisa dibilang, jaringan internet yang stabil adalah kebutuhan bagi pekerja kreatif seperti saya. Karena itulah, sejak tahun 2019 lalu, saya memutuskan untuk menggunakan provider IndiHome.
IndiHome merupakan layanan digital yang menyediakan internet, telepon rumah, dan TV interaktif dengan beragam pilihan paket serta layanan tambahan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan. Jaringan IndiHome yang menggunakan fiber optik membuat akses internet menjadi cepat, mampu mentransfer data hingga 100 Mbps jauh lebih cepat dibandingkan jaringan kabel tembaga.
Saya sendiri, karena memang membutuhkan internet untuk bekerja, saya hanya memilih paket internet 2 play dengan kecepatan 30 Mbps. Kecepatan ini sudah cukup digunakan untuk saya dan orang tua yang sering menonton Youtube.
Keunggulan utama IndiHome yang saya rasakan adalah pelayanan yang sigap dan cekatan dari petugas. Kalau internet di rumah mengalami gangguan, Customer Care IndiHome bergerak cepat menanggapi laporan saya. Biasanya, hanya berselang satu-dua hari, petugas akan datang memeriksa perangkat dan kabel. Setelahnya, internet akan bisa normal kembali.
Internet Tanpa Batas Membantu Mewujudkan Impian
Desember 2021 lalu, E. Kurniawan, Vice President Marketing Management Telkom mengatakan kalau saat ini IndiHome telah menjangkau 96,5 persen kabupaten/kota. Sebanyak 496 dari 514 kabupaten/kota sudah dijangkau oleh layanan IndiHome. Sedangkan pulau terluar Indonesia seperti: Bintan, Karimun, Kei, Alor, Simeulue, Weh, Sebatik, Rote, Sabu dan Nusa Penida juga sudah berhasil dijangkau.
Layanan internet IndiHome bahkan dinobatkan sebagai The Most Innovative Home Internet Services dalam ajang Indonesia Gadget Award 2021 dari Gizmologi. Ini membuktikan komitmen Telkom Indonesia dan IndiHome dalam mempermudah masyarakat untuk tetap beraktivitas tanpa batas dari rumah.
Jika diingat-ingat lagi, saya benar-benar mensyukuri adanya jaringan internet di daerah saya. Manfaat internet sungguh saya rasakan hingga saat ini.
Dahulu, saya tidak pernah membayangkan seorang perempuan Bali yang tinggal di desa mampu menembus ibu kota melalui tulisan saya. Tidak menutup kemungkinan, penulis-penulis di daerah lain juga mampu menuliskan karya-karya terbaik mereka berkat adanya jaringan internet di daerah mereka.
Terima kasih IndiHome, internetnya Indonesia dengan layanan yang sudah menjangkau seluruh wilayah nusantara. Dengan adanya jaringan internet tanpa batas, tiap penulis daerah punya kesempatan untuk mewujudkan impian melahirkan karya-karya berkualitas.
IndiHome, internetnya Indonesia.
Referensi:
https://www.merdeka.com/teknologi/hampir-100-persen-kota-atau-kabupaten-di-indonesia-dijangkau-indihome.html.
https://indihome.co.id
Waah keren banget mbak, banyak banget prestasinya di bidang kepenulisan. Dan aku salut lo, sejak kecil udah bisa kepikiran buat jual tulisan walaupun di tengah bangak keterbatasan. Keren banget sih...
BalasHapusFeeeeel....dikau menyebut namakuuuu... Masya Allah. Peluk, peluuuuk. Kalau selama 13 tahun ini kita cuma kenal lewat internet, semoga Allah beri kita rezeki untuk ketemu langsung yhaaa.
BalasHapusWah, luar biasa nih prestasinya Mbak. Salut, salut, semoga bisa menjadi motivasi buat sy pribadi, yang msh merintis nulis di blog.
BalasHapusPokoknya salut deh Mbak..
Luar biasa mbaa kerenn, aku juga mulai nulis sejak SMP dan berawal nulis fiksi sebelum akhirnya nyaman di blog sampai sekarang
BalasHapussemoga terus bersemangat dalam menulis dan terus mendapat ide ide cemerlang dari Internet. Semoga semangatnya juga menular ke saya ya mbak hehehe.
BalasHapusKeren banget mbak. Ga kebayang sih gimana senangnya melihat nama dan karya kita terpajang di toko buku kesayangan.
BalasHapusBetul.
HapusSeperti mimpi ya..
Karena kini dikenal bukan hanya sebagai blogger (dunia maya) tapi juga penulis buku. Waah...mengukir keabadian yaa, kak Putu.
Berkat Internat ada banyak manfaatnya ya mbak, salah satunya mewujudkan impian di era teknologi yang semakin canggih ini ❤️
BalasHapusBtwe, tulisannya inspiratif sekali 😊
Nggak disangka perjuangannya juga nggak mudah ya mbak
BalasHapusberuntung kita hidup di era digital kayak sekarang.
Internet bener bener bisa mewujudkan impian penulis untuk bisa terus berkarya
Perjalanan untuk menggapai impian itu gak mudah yaa, kak Putu. Sempat tersesat sebentar dan senangnya karena kembali ke passion awal yakni menulis.
BalasHapusBertambah semangat ketika mestakung dan semua bisa berjalan seperti impian berkat bantuan internet cepat indihome juga.
Selamat dan sukses untuk karir menulisnya, kak Putu.
Keren banget memang ya prestasi nya Itu luar biasa. Berkat internet semua harapan dan cita bisa tercapai. Sukses selalu...
BalasHapusWahh.. ternyata mbak putu adalah seorang penulis novel yaa.. wah keren bgt.. sya terinspirasi dg ceritanya yg panjang & penuh perjuangan.. sya juga punya cita2 yg serupa, setidaknya punya 1 buku yg bisa sya terbitkan suatu saat kelak..
BalasHapusTerimakasih telah berbagi ceritanya ya mbak Putu, smoga semakin sukses
Cita-citaku banget ini bisa melihat nama sendiri di toko buku :')
BalasHapusKeep writing and inspiring ya, mba :D
Senang ya karena cita cita bisa tercapai
BalasHapusApalagi karena didukung internet memadai dan pelayanan maksimal
Saya pun senang pakai IndiHome bertahun tahun
sangat menginspirasi kak, makasi sudah sharing pengalaman yang luar biasa.
BalasHapusPerjalanan panjang dan gak mudah untuk jadi penulis ya mba. Meski gak di dukung circle terdekat tapi dapat dukungan dari yang lain. Semoga makin sukses jadi penulis ya mba
BalasHapusAaah bacanya jadi ikut semangat buat nulis terus...
BalasHapusMashaAlloh, Alkhamdulillahirrobbil'alamin, BarokAlloh wah good job banget kak novel-nya udah terbit di penerbit mayor Penerbit Media Pressindo
BalasHapus