Kamis, 19 Januari 2023
Tanpa terasa, sebentar lagi Tahun Baru Imlek. Meski saat ini
saya sudah tidak melaksanakan tradisi-tradisi perayaan, suasana Imlek sangat
berkesan di hati saya. Dulu, saya pernah merasakan hidup di masa-masa
pemerintah melarang perayaan Imlek. Meski demikian, pergantian tahun lunar ini
masih menjadi momen yang penting bagi masyarakat Tionghoa Indonesia, termasuk Tionghoa Bali.
Makanan Sembahyang
Saya ingat, dulu, waktu Imlek, Mama dan Papa membuka meja sembahyang di teras. Ada sajian teh, arak, manisan, kue-kue dan buah-buahan, serta sayur seduh untuk prosesi ngelebar. Ngelebar ini maksudnya begini, sebelum kami mengakhiri acara sembahyang, kami akan mengambil sedikit jumputan makanan lalu menggabungkannya di seduhan sayur lalu menuangkan jumputan makanan dan seduhan sayurnya di abu uang kertas.
Tiap perayaan memiliki makna:
Sejarah dan Makna Festval Tiong Ciu
Ngomong-ngomong, baik saya maupun Mama ternyata tidak mengetahui makna ngelebar ini sampai sekarang, lho. Hihihi.
Namun, ada beberapa sajian sembahyang yang memiliki makna yang dalam. Berikut adalah sajian yang biasanya kami sajikan dulu.
Samseng
Kalau di keluarga kami menyebutnya ayam samseng. Padahal, menurut aturan baku harusnya samseng ini sesuai namanya Sansheng (三生) mewakili tiga alam kehidupan di dunia.
Ada yang masih bingung membedakan 3 pakaian ini?
Hanfu, Hanbok, dan Kimono: Serupa tapi Tak Sama
Tiga hewan yang menjadi sajian samseng adalah ayam, babi, dan ikan. Masih ada lagi makna filosofi seperti babi yang mengingatkan manusia untuk tidak bersifat serakah, ayam mengingatkan agar setia dan rajin bekerja. Lalu ikan mengingatkan agar selalu berbuat kebajikan dan tetap waspada dalam kehidupan.
Tebu
Nah, kalau yang ini Mama selalu bercerita kalau saat Tahun Baru Imlek, para dewa turun ke bumi dan tebu-tebu ini menjadi sarana menaikkan doa-doa kita ke langit. Tentu saja, ini adalah kepercayaan para leluhur dan orang-orang hanya bisa mendengar dan meyakininya.
Mie
Bisa dibilang, orang Tionghoa selalu menghargai mie hingga dalam tiap perayaan sajian mie selalu muncul. Maknanya adalah agar kita selalu panjang umur.
Kue Keranjang
Konon, di malam Tahun Baru, Dewa Rezeki akan melaporkan kelakuan para manusia ke kahyangan. Karena itu, orang menyajikan kue keranjang yang manis dan lengket agar Dewa Rezeki mengatakan hal yang manis-manis saja dan saat mengatakan yang buruk mulutnya akan lengket.
Kue Mangkok
Kue merah muda ini juga biasanya ada dalam sajian Imlek. Sayangnya, seiring berlalunya waktu, kue-kue ini digantikan kue-kue modern seperti donat, molen, dan lain-lain.
Kisah 3 Perempuan Tionghoa di Indonesia:
Beranda Kenangan: antara Patriarki dan Diskriminasi
Kegiatan Hari Raya
Selain melakukan sembahyang di rumah, orang Tionghoa juga melakukan hal-hal ini waktu Tahun Baru Imlek.
Pai Pai
Mungkin kalau dalam budaya Indonesia, ini seperti silaturahmi kali, ya. Ini penting sekali dalam perayaan Imlek, terutama bagi laki-laki. Keluarga laki-laki biasanya akan mendapatkan banyak tamu. Perempuan-perempuan baik itu istri maupun anak-anak yang masih lajang membantu memasak, melayani altar leluhur, tak jarang perempuan Tionghoa bahkan tidak bisa pai pai pada orang tua kandungnya.
Bagi Angpao
Biasanya orang yang sudah menikah wajib memberikan angpao kepada anak-anak dan orang yang masih lajang. Maknanya konon agar yang diberikan angpao cepat besar.
Sembahyang ke Klenteng
Setelah sembahyang leluhur, orang Tionghoa akan ke klenteng untuk menyembah dewa-dewa. Ada yang melakukan ciamsi atau mengocok bilah-bilah bambu ramalan, yang ciong (diramalkan apes) akan melakukan ritual cisuak.
Capsa
Lagi-lagi, ini biasanya dilakukan kaum lelaki. Saya kurang paham maknanya tapi mungkin agar lebih akrab saja.
Demikian cerita tentang perayaan Tahun Baru Imlek. Selamat Tahun Baru Imlek 2574! Apa harapan Teman-teman di tahun kelinci air ini?
Saya lama bertetangga dengan orang tionghoa, Mbak. Dari kami sama-sama mengontrak, lalu beli tanah dan bangun bersebelahan. Jadi walau tidak merayakan imlek, saya selalu dapat makanan imlek. Terutama kue keranjang, manisan, dan jeruk kecil-kecil. Nah, dari Enci Martha juga, saya selalu kalau ada keluarga merayakan hari lahir, pasti bikin mie goreng. Karena maknanya agar panjang umur.
BalasHapusSejak perayaan imlek diperbolehkan di Indonesia kita jadi semakin banyak tahu yaa tradisi di acara ini. Kalau aku Tahunya cuma imlek itu ada barongsai dan bagi-bagi angpau. Hihi
BalasHapusPernah makan kue keranjang yang manis banget dari temen yg merayakan Imlek. Ternyata banyak filosofi yang mengiringi dari setiap rangkaian acara Imlek yaa termasuk makanan juga ada filosofinya
BalasHapusAku suka dikasih kue keranjang saat imlek. Meski sebenarnya aku nggak suka kue itu. Seringnya, aku makan bareng sama teman kosku. Di mana aku makan bagian sedikit sekali. Terus temanku yang habiskan.
BalasHapusTp kupikir-pikir iya juga ya. Kue keranjang tuh nggak pernah absen di perayaan imlek dah.
Saya baru tau kalau tebu termasuk item penting saat perayaan imlek. Biasanya yang terkenal kue keranjang dan jeruk. Makasih sharingnya mba.
BalasHapusTetanggaku banyak yg cina jadi kena getah dpt paket imlek hehehe Alhamdulillah ... (gusti yeni)
BalasHapusIbuku paliing seneng kaau sudah imlek begini.
BalasHapusKarena suka sama Kue Keranjang. Dan ya, filosofi orang Tionghoa mengenai Tahun Baru Imlek ini aku bilang bagus sekali. Selain menambah kehangatan keluarga juga menghormati leluhur.
selain nuansa merah, kue keranjang itu khas banget ya saat Imlek, ternyata maknanya demikian ya, bagus juga nih filosofinya :)
BalasHapusselamat tahun baru ya Kak.
happy chinese new year yaa kak, memang menarik sekali menyelami kultur orang chinese saat tahun baru.. yang paling suka saya amati itu sajian tahun baru mereka
BalasHapusJadi ingat tetangga daku yg merayakan Imlek suka berbagi kue keranjang. Enak dan kenyal gitu rasanya
BalasHapusYang aku tahu, banyak sekali "ong" ketika membahas warna berani dan mendudukkannya sesuai dengan harapan kita semua.
BalasHapuswah menarik ya :) acaranya padat jg rupanya hihi.. baru tau kalau tebu jg jadi sajian khas imlek, memang di kota-kota udah jarang banget bisa nemuin tebu ya
BalasHapusSerupaaa... aku juga kalau lagi di Banjarmasin, melalui proses yang sama. Malam imleknya pergi makan di rumah keluarga tertua (biasanya keluarga mamaku yang totok masih ada acara makan malam ini). Besoknya, pergi sembahyang di hiolo akung+ama/nyaung+nyaman. Nah, terus makan-makan. Mie goreng jarang ada sih, lebih seringnya misoa yang telurnya banyak. Sayang, tahun ini nggak pulang akunya. Hiks
BalasHapusKue keranjang itu biasa disebut juga sama kue bulan kan kak? Atau kue keranjang sama kue bulan itu beda ya?
BalasHapus