Rabu, 26 Juli 2023
Siapa yang pernah mengalami dilarang merasakan suatu emosi? “Jangan menangis!”, “Gitu aja marah!” dan berbagai pernyataan yang menyatakan kalau kita merasakan emosi tertentu itu namanya lebay dan berdosa.
Desain by Canva |
Sebenarnya, emosi adalah aspek yang melekat pada manusia.
Dari kegembiraan yang tinggi meluap-luap hingga kesedihan dan rasa frustasi
yang begitu mendalam. Emosi membentuk warna dalam kehidupan kita sebagai
manusia. Mengenali dan memahami emosi kita sangat pentng untuk kesehatan mental
dan emosional.
Mengapa Kita Perlu Mengenali Emosi?
Mengenali emosi adalah langkah pertama menuju kecerdasan
emosional. Kecerdasan emosional memungkinkan kita untuk memahami diri sendiri dengan
lebih baik dan berempati dengan orang lain. Dengan mengakui dan menamai emosi
kita, kita mendapatkan kejelasan tentang apa yang kita alami dan memungkinkan
kita untuk menanggapi perasaan secara efektif.
Gambar dari Canva |
Bayangkan jika kita sedang berada dalam keadaan marah tetapi
tidak menyadarinya. Kita bisa saja menyerang orang lain atau bertindak impulsif
tanpa memahami akar penyebab perilaku kita. Di sisi lain, ketika kita menyadari
bahwa kita sedang marah, kita dapat menelusuri alasan di baliknya,
mengidentifikasi pemicunya, dan menemukan cara yang lebih sehat untuk
mengungkapkan dan mengelola kemarahan tersebut secara konstruktif.
Hal kecil yang bisa berdampak besar:
Mengapa Label Negatif Bisa Merusak Masa Depan
Selain itu, mengenali emosi membantu mencegah penekanan atau
penyangkalan emosional, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan psikologis dan
fisik jangka panjang. Saat kita menekan emosi, emosi cenderung akan muncul
kembali bahkan dengan intensitas yang lebih besar. Dengan mengenali dan
mengatasi emosi kita pada saat ini, kita dapat menghindari penumpukan beban
emosional yang nantinya akan membahayakan kesehatan mental.
Mengenal Validasi Emosi
Validasi emosi adalah proses menerima dan mengakui perasaan
kita tanpa menghakimi. Ini tentang merangkul fakta bahwa emosi adalah respons
alami terhadap situasi yang kita hadapi. Sayangnya, banyak orang yang dibentuk
untuk mempercayai emosi tertentu bersifat negatif atau tidak diinginkan. Hal ini
akhirnya mengarah pada pemikiran kalau perasaan tertentu tidaklah ada secara sah.
Gambar dari Canva |
Satu contoh, ketika seseorang merasa cemas dengan wawancara
kerja besok. Membuat perasaan cemas menjadi tidak sah dengan kata-kata “Santai
aja, dong”, atau “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan” tidak akan membuat rasa
cemas itu menghilang. Sebaliknya, hal itu dapat membuat orang tersebut merasa
malu atau bersalah karena memiliki emosi bernama “kecemasan”.
Mengapa harus selalu tersenyum? Gambar dari Canva |
Validasi, di sisi lain, melibatkan kita untuk mendengarkan secara aktif dan dengan empati. Memvalidasi kecemasan seseorang bisa dengan mengatakan hal seperti: "Aku bisa mengerti kenapa kok kamu cemas sebelum wawancara. Ini adalah peluang besar dan wajar untuk merasa seperti itu."
Agar Hidup Lebih Simpel:
Memvalidasi emosi membantu menciptakan ruang yang aman bagi
individu untuk memproses perasaan mereka, mendorong pertumbuhan emosional dan
self compassion.
Mengapa Kita Harus Mengelola Emosi Alih-alih Menghilangkan
Emosi?
Pemikiran untuk menghilangkan emosi mungkin tampak menggoda,
terutama saat kita menghadapi perasaan menyakitkan atau menyusahkan. Namun,
upaya menghilangkan emosi tidak hanya tidak realistis tetapi juga berbahaya
bagi kesejahteraan kita.
Gambar dari Canva |
1. Emosi Memberikan Informasi: Emosi bertindak sebagai sinyal yang memberi kita wawasan tentang kebutuhan dan keinginan kita. Misalnya: perasaan kesepian dapat menunjukkan kebutuhan akan hubungan sosial, sementara perasaan kewalahan mungkin menunjukkan kebutuhan untuk mendelegasikan tugas. Dengan mengelola emosi, kita dapat mengatasi penyebab yang mendasarinya dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan emosional kita.
Perempuan selalu dipaksa menekan emosi:
2. Emotions Drive Action: Emosi memotivasi kita untuk
mengambil tindakan. Ketakutan dapat mendorong kita untuk melindungi diri dari
bahaya, sementara kegembiraan dapat mendorong kita untuk mengejar peluang baru.
Mengelola emosi memungkinkan kita memanfaatkan energinya dan menyalurkannya ke
dalam tindakan yang positif dan konstruktif.
3. Emosi Adalah Bagian dari Pengalaman Manusia: Emosi adalah
bagian integral dari manusia. Mencoba menghilangkan emosi berarti menekan aspek
mendasar dari keberadaan kita. Sebaliknya, dengan mengelola emosi, kita bisa
membangun ketahanan dan kecerdasan emosional.
4. Mengelola Emosi
Membangun Kesejahteraan: Emosi, bahkan yang tidak nyaman, memiliki tujuan.
Mengelola emosi melibatkan mengakui kehadiran mereka, memahami penyebabnya, dan
menanggapinya dengan tepat. Proses ini mengarah pada kesejahteraan emosional
yang lebih besar dan kesehatan mental secara keseluruhan.
5. Emosi Memperkaya Hidup Kita: Emosi membuat hidup penuh
warna dan bermakna. Kisaran emosi manusia memungkinkan kita mengalami
kegembiraan, cinta, empati, dan banyak perasaan positif lainnya. Mengelola
emosi memungkinkan kita untuk sepenuhnya merangkul kekayaan pengalaman hidup.
Kesimpulan
Dengan mengenal emosi dan validasi emosi, semoga kita
semakin paham bahwa emosi adalah aspek dasar dari kecerdasan dan kesejahteraan
emosional. Emosi memberikan informasi berharga, mendorong tindakan yang tepat,
dan merupakan bagian penting dari pengalaman manusia. Daripada mencoba
menghilangkan emosi, kita harus fokus mengelolanya. Dengan melakukannya, kita
dapat memahami diri kita sendiri dengan lebih baik, menanggapi situasi dengan
lebih efektif, dan menjalani kehidupan yang lebih memuaskan. Merangkul emosi
kita dengan empati dan welas asih adalah kunci untuk membuka potensi sebenarnya
dari pertumbuhan dan ketahanan emosional kita.
Gambar dari Canva |
Jadi, yuk, sama-sama belajar mengelola emosi dengan lebih
baik. Dengan demikian, kita lebih mampu untuk membahagiakan diri kita tanpa
harus melukai orang lain.
Nice mb. Jadi kalo kita memahami emosi yang memang bagian dasar kita maka kita bakal mudah memenejnya.
BalasHapusUcapan 'jangan nangis' tuh sering dilontarkan ke anak keci. Padahal mumpung mereka masih kecil kudunya dikenalkan cara-cara validasi emosi, gitu kan Kak Felis?
BalasHapusSedihnya emang perempuan seolah diwajibkan untuk nekan emosi, dicap ngamukan, nangisan, padahal kali emosi ditahan juga gak baik.
Ah iya ya mbak
BalasHapusMemang sangat penting memahami emosi
Agar kita bisa mengendalikan emosi
terimakasih kak sharingnya. Ini yg sedng saya lakukan mengelola emosi agar bisa membahagiakan diri sendiri
BalasHapusWaduh, tidaaaak. Jangan sampai emosi hilang dari diri kita. Asli serem lho kalau orang udah mati rasa alias nggak punya emosi lagi. Emosi hanya perlu dikelola, bukan dihilangkan.
BalasHapusPengalamanku selama ini kalau emosi jangan ditahan deh! lampiaskan tapi ditempat yang tepat dengan cara yang tepat. Aku jarang emosian kalau ngga bisa menahan diri dibawa makan atau tidur, sama kalau lagi lelah.... biasanya bangunnya badan jadi baikan, mood juga
BalasHapusTerima kasih informasinya Kak. Akhir-akhir ini saya sering menyesal karena bertindak bodoh ketika marah. Sepertinya saya harus lebih bisa mengenali emosi nih. Baiklah, saya mesti belajar mengelolanya ya Kak, bukan menghilangkannya. Sebab pada dasarnya, semua emosi itu ada manfaatnya.
BalasHapusThanks for sharing, aku masih mencoba untuk mengelola emosi dengan baik, kadang malah seringnya makan jadi pelarian sekarang bb udah lumayan malah jadi sering sesak
BalasHapusEmosi adalah hal wajar menurut saya, Mbak. Karena kalau emosi ditahan, justru bahaya. Apalagi kalau emosi marah. lewat emosi, jadi filter apa saja yang terjadi dan kita alami yang membuat bisa emosi. Jadi next sudah tidak melanggar apa-apa yang membuat emosi. karena yang paling tahu dan bisa mengendali emosi adalah diri sendiri.
BalasHapusAgak susah memang mengenali emosi diri sendiri. Tapi setidaknya kita bisa lebih belajar mengendalikan emosi di situasi tertentu.
BalasHapusUlasan yang bermanfaat banget mbak. Iya, kalau dipikir-pikir, memahami emosi diri sendiri itu penting minta ampun. Soalnya kalau gak terkontrol, badan jadi ikutan terkuras energinya karena emosi yang meledak-ledak. I feel it mbak huhu
BalasHapusSetuju kak sharingnya. Adanya emosi jiwa pertanda bahwa kita ini manusia biasa. Bukan malaikat. Jadinya gak apa juga melampiaskan emosi, tetapi...nah ini kudu dengan cara yang tepat dengan mengelolanya ke arah yang pas.
BalasHapussaya suka mba kalau baca artikel tentang psikologi gini termasuk bagaimana memahami emosi karena dengan kita mengenal emosi kita maka kita tahu apa yang harus kita lakukan dan kita butuhkan, sehingga emosi kita dapat terkelola dengan tepat
BalasHapusEmosi selama ini hanya terlihat sebagai hal negatif, padahal emosi juga ada emosi positif. Memang menjadi PR bagi diri juga nih mengontrol emosi agar bisa selalu positif.
BalasHapusSetuju banget kak. Emosi di setiap org pasti ada. Kita emg hrs bs mengelolanya dan melampiaskan secara benar. Menangis bs jd pelampiasan emosi sih dibanding hrs melampiaskan secara salah.
BalasHapusBagus sekali mbaa Putu ulasannya, jujur aku masih belum bisa mengelola emosi dengan baik, biasa emosi marah2 yang berakibat nurun ke anak.
BalasHapusMemang kudu belajar dan belajar ....
(Gusti yeni)
setuju banget kak kalau emosi juga bagian dari pengalaman manusia.. memang perlu cara dan waktu untuk bisa memahami emosi diri ya
BalasHapus