Senin, 16 September 2024
Kue bulan merupakan bagian dari tradisi merayakan Mid-autumn Festival atau perayaan pertengahan musim gugur di Negeri Tiongkok. Saat ini, tradisi makan mooncake sudah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
Gambar kreasi Bing AI image = Canva |
Kali ini, kita akan membahas lebih jauh tentang apa itu Tiong Ciu/Mid-Autumn Festival dan mengapa tradisi makan kue bulan begitu istimewa. Yuk, langsung aja kita bahas sama-sama!
Legenda Dewi
Bulan, Chang’e yang Abadi
Gambar Kreasi Bing AI |
Perayaan kue
bulan tak lepas dari kisah Chang’e sang Dewi Bulan. Ada begitu banyak
versi dari legenda ini, salah satunya akan kita bahas bersama. Dahulu kala
langit memiliki 10 matahari. Bayangkan, satu matahari saja sudah membuat
kepanasan setiap harinya apalagi sepuluh matahari yang bersinar bersamaan.
Kesepuluh matahari yang bersinar bersamaan ini mengakibatkan kekeringan dan
begitu banyak penderitaan pada rakyat. Houyi yang begitu jago memanah, dia
memanah jatuh sembilan matahari dan menyisakan satu untuk menerangi dunia.
Baca juga novel legenda cinta sepanjang zaman:
Houyi
menerima hadiah berupa ramuan keabadian. Houyi meminta, Chang’e istrinya untuk
menyimpan ramuan tersebut. Tanpa Houyi duga, muridnya, Fengmeng mencoba
merampas ramuan keabadian tersebut saat Houyi tidak ada di rumah. Chang’e
berusaha melindungi ramuan tersebut. Di saat terdesak akhirnya Chang’e memilih
meminum ramuan keabadian daripada ramuan tersebut jatuh ke tangan Fengmeng.
Alhasil,
Chang’e terbang melewati langit dan menjadi mahluk abadi. Karena cintanya yang
begitu besar pada suaminya, dia memilih bulan sebagai tempat tinggalnya.
Chang’e ingin dapat terus berada di dekat Houyi dan dapat menatapnya dari
kejauhan.
Houyi yang
menyesali apa yang telah terjadi hanya dapat menatap Chang’e dari kejauhan.
Houyi mendapati malam itu bulan bersinar lebih terang dan bulat. Dia memajang
buah dan kue yang telah dinikmati Chang’e, berharap istrinya dapat merasakan
dan melihat kerinduannya.
Hal yang
dilakukan Houyi akhirnya menjadi tradisi yang berkembang setiap saatnya.
Masyarakat mulai memajang kue dan buah untuk mengenang Chang’e yang cantik
jelita. Bahkan ada tradisi untuk memohon kecantikan pada Dewi Bulan lho. Kalian
pernah mencobanya?
Versi lama
dari kisah Chang’e dan Houyi mengisahkan kalau ternyata Chang’e sengaja meminum
ramuan keabadian. Sayangnya, dia tidak memikirkan matang-matang akibat dari
perbuatannya. Dia harus menyediri di Bulan dalam keabadian jauh dari suami yang
mencintainya.
Ada banyak
versi dari kisah Chang’e, bahkan Sang Dewi Bulan ini banyak muncul dalam cerita
fiksi. Novel akhir abad ke 16 karya Wu Cheng’en, Journey to the West salah
satunya.
Sejarah Kue Bulan dari Kaum Revolusioner
Kaum
revolusioner menggunakan kue bulan sebagai media untuk menyampaikan pesan
rahasia dalam upaya pengulingan Dinasti Yuan (Mongolia). Pesan rahasia tersebut
berupa: Pada hari ke lima belas bulan ke delapan, bunuh para penguasa. Agar
pendistribusian kue bulan meluas, disebarkan isu ada wabah mematikan dan
satu-satunya cara untuk mencegahnya dengan cara memakan kue bulan khusus. Kue
bulan yang diyakini dapat memberikan kekuatan khusus dan menghidupkan kepada
pengguna.
Selain
memasukkan pesan rahasia melalui kue bulan, mereka juga menyembunyikan pesan
dengan mencetak di permukaan kue. Kue yang memiliki pesan khusus dikemas dalam
empat paket, dengan bentuk teka-teki atau mosaik sederhana. Untuk membaca
pesannya, masing-masing dari empat kue dipotong menjadi empat bagian. Dan ke
enam belas kue tersebut kemudian disusun kembali, disatukan untuk mengungkap
pesan rahasia. Cara termudah untuk menghilangkan jejak dan bukti, tentu saja dengan
memakan kue bulan tersebut.
水 调 歌 头, Melodi
Air, Puisi Populer Tiong Ciu yang Melegenda
Su Dongpo atau Su Shi (苏轼) pujangga terkenal dari Dinasti Song yang menciptakan banyak karya sastra. Karyanya yang menceritakan rembulan musim gugur telah menginspirasi banyak orang dan dikenang hingga sekarang.
Su Shi (hidup tahun 960-1127) seorang pejabat pemerintah yang berasal dari keluarga pejabat pula sering kali mengalami perpisahan dengan orang-orang yang dicintainya. Pada tahun 1078, ia bersama adik lelakinya menghadiri Festival Tiong Ciu. Kebersamaan dia bersama saudara yang dikasihinya, mengilhami terciptanya sebuah puisi. Puisi “Bulan di Pertengahan Musim Gugur” mencerminkan betapa berharganya waktu bersama keluarga.
Jenis-jenis Kue Bulan
Saat
menjelang perayaan kue bulan, kita bisa menemukan berbagai penjual kue bulan
dengan aneka bentuk dan rasa. Tiong Ciu Pia berasal dari dialek Hokkian, yang
berarti kue pertengahan musim gugur. Tiong artinya 'tengah',
ciu 'musim gugur' dan pia nama jenis kue yang berbentuk bulat dan berisi.
Tiong Ciu Pia aslinya disebut yuebing (月饼), kue dari Tiongkok yang disantap
selama Festival Pertengahan Musim Gugur.
Ada begitu
banyak jenis kue bulan di Tiongkok maupun di luar Tiongkok, dari yang
tradisional hingga yang telah terpengaruhi oleh moderenisasi.
1. Kue bulan
Kanton yang berasal dari provinsi Guangdong, China Tenggara merupakan jenis
yang paling terkenal. Berbentuk bundar berdiameter 10 cm dengan tebal 3-4 cm.
Kue bulan Kanton mremiliki ciri khas isian tebal yang kaya. Biasanya terbuat
dari pasta kacang merah atau biji teratai yang di kelilingi oleh lapisan tipis
2-3 mm. Kadang juga terdapat isian kuning telur dari telur bebek asin.
2. Snow Skin
Mooncake, yang berasal dari Hongkong. Snow Skin Moon Cake pembuatannya tidak
dipanggang, melainkan disimpan di dalam kulkas dan disajikan dingin.
3. Yunnan Moon
Cake, tidak memiliki motif tulisan pada bagian atasnya. Bahkan bentuknya cukup
sederhana seperti sebuah roti bulat. Yang membuatnya istimewa adalah isiannya,
berupa daging atau pasta bunga.
4. Chaosan Moon
Cake, memiliki isian yang khas, kacang hijau, kacang hitam atau pasta kentang.
Bentuknya bulat dengan tekstur kulit yang membentuk garis melingkar serupa
pusaran. Untuk ukuran, Chaosan Moon Cake lebih besar daripada jenis moon cake
yang lain. Saat ini, Chaosan Moon Cake telah dikreasikan dengan aneka warna
yang sangat cantik.
5. Suzhou
Moon Cake dengan tekstur renyah di luar dengan rasa manis gurih dari isian gula
di dalamnya. Kue bulan yang satu ini kabarnya adalah kue bulan tertua,
diperkirakan berusia lebih dari seribu tahun. Kabarnya pula, kue bulan Suzhou
cikal bakal bakpia Indonesia.
6. Beijing
Moon Cake, bentuknya bulat dengan tekstur cukup lembut. Rasanya segar, karena
isiannya dari buah jeruk dan persik. Yang menjadi ciri khasnya adalah pola
gambar dan garis merah di bagian atas kue.
Rekomendasi Mooncake 2024
Kelezatan kue bulan dan makna di belakangnya membuat mooncake jadi begitu istimewa. Berikut beberapa rekomendasi mooncake yang bisa kalian makan pada saat perayaan Tiong Ciu atau saat kangen dengan suasana Mid-autumn Festival yang meriah:
Mooncake Kim Ling
Mooncake legendaris produksi Surabaya ini sudah terkenal dari tahun 1990-an. Hingga kini, Kim Ling masih setia dengan kue bulan dengan rasa tradisional.
Kalian bisa membeli Mooncake Kim Ling di sini.
Mooncake Hoi Hei Gold Rabbit
Mooncake ini dikemas dalam bentuk hampers yang cantik hingga cocok dijadikan hampers juga. Kue bulan ini memiliki varian rasa kacang hijau, kacang hitam, kacang merah, dan durian. Kalian bisa memilih varian polos atau varian dengan egg yolk.
Jika tertarik dengan Mooncake gaya Hongkong ini, kalian bisa membelinya di sini.
Mooncake Miss Ogura
Mooncake modern ini sangat cocok untuk kaum muslim yang ingin mencicipi kue bulan tapi yang terjamin halal. Miss Ogura menjamin produk-produknya halal dan bisa dinikmati semua orang.
Kalian bisa membeli mooncake Miss Ogura di sini.
Kesimpulan
Tradisi Kue Bulan dan makan mooncake sangatlah unik dan menarik. Dengan sejarah dan legenda di dalamnya, menikmati mooncake menjadi pengalaman mengesankan yang bisa dinikmati segala usia di seluruh dunia.
Bagaimana dengan Teman-teman? Kalian tertarik mencicipi mooncake?
Baca juga potret kehidupan Tionghoa Indonesia di sini:
Referensi:
https://www.easytourchina.com/fact-v359-the-mid-autumn-festival
https://en.wikipedia.org/wiki/Mooncake
https://simple.wikipedia.org/wiki/Chang%27e
https://en.wikipedia.org/wiki/Su_Shi
https://www.idntimes.com/food/diet/sha-kookie/6-jenis-mooncake-popuoler-c1c2.
https://www-chinahighlights-com.translate.goog/festivals/mid-autumn-festival-story-change.htm
Sejak di Makassar, saya sering makan kue bulan yang isi kacang ijo, Mbak. Tapi versi warung. Nah, pas di Jakarta ada tetangga saya orang China. saya suka dikasih. Dan saya baru legendanya kue bulan walau banyak versinya. Terus 10 matahari itu saya jadi ide buat cerita anak.
BalasHapusBaru sekali makan kue bulan, enaak. Ternyata ada macam2 isian kue bulan ya, termasuk telur asin. Yg kutau cuma yg isi biji lotus. Jadi pengen cobain yg lain.
BalasHapusBaca Dewi Chang e jadi ingat serial kera sakti.
Aku belum pernah nyobain makan kue bulan. Cuma pas ada bosku yang orang China bagi-bagi kue bulan. Punyaku nggak dimakan. Kupikir aku nggak bakal doyan. Tanpa mau nyicipin dulu.
BalasHapusIngat Chang e, aku jadi inget main mobile legend. Hehehe
Pernah dengar kue bulan, dan sepertinya pernah mencobanya, ketika masih kecil tetangga daku ada yang merayakan Gong Xi Fa Cai. Untuk yang kisah Dewi Chang’e ini, masih ada kaitannya dengan Cu Pat Kai gak kak?
BalasHapusSaya termasuk orang yang akrab dengan kue bulan ini karena kebetulan banyak temen Tioghoa yang selalu berbagi kue bulan. Enak enak dan biasanya tiap produsen punya cirikhas. banyak sekali variasi kue bulan yang menarik tapi ku tetep suka yang original dan tradisional sih
BalasHapusAku jadi inget legenda kue bulan ini ada di kartun yang berjudul "Over the Moon".
BalasHapusMelalui kartun ini sekaligus membahas salah satu mitos mengenai Dewi Bulan, Chang'e yang merupakan dewi bulan yang legendaris. Ia menjadi sumber cahaya di Lunaria dan dikagumi makhluk-makhluk yang tinggal di sana, namun Chang'e memiliki rasa sedih yang mendalam karena merindukan Houyi, cinta sejatinya.
Wah... Kudubilang thank you nih sama Miss Ogura yang menyajikan kue-kie halal bagi orang muslim. Benar-benar bisa menangkap peluang nih.
BalasHapusEye catching sekali Mooncake Miss Ogura. Yang biasa kulihat dan kubeli sih penampilannya biasa aja, tapi enak. Hehe...emang doyan sih akunya.
BalasHapus