Minggu, 16 Maret 2025
Kenapa sih saya jadi blogger? Saya pernah membahasnya di artikel perjalanan menjadi blogger. Tapi kalau ditanya, masihkah saya ingin terus ngeblog? Nah, itu yang akan saya ceritakan di sini.
Sejujurnya, karena blog bukan pekerjaan utama alias hanya hobi, saya nggak terlalu serius mendalami SEO (karena nggak punya energi lebih untuk belajarnya). Dulu, saya rajin ikut lomba, bahkan pernah menang beberapa kali. Tapi belakangan, saya jadi jarang ngeblog. Sibuk dengan urusan menyambung hidup.
Dari Lomba ke
Kesibukan: Saat Semangat Ngeblog Merapuh
![]() |
Seorang wanita bekerja dengan laptop, foto dari pixabay |
Di era digital yang makin berkembang, blogger sekarang
dituntut punya banyak skill. Content creator bukan lagi sekadar pilihan, tapi
sudah jadi keharusan karena banyak job blog yang menuntut kehadiran di berbagai
platform media sosial. Saya pun mencoba mengikuti tren ini, mengisi berbagai
kanal digital. Tapi lama-lama, rasanya melelahkan! Rutinitas yang berulang
membuat saya kehilangan semangat, ditambah lagi saya jarang bergabung dengan
komunitas blogger. Lingkungan yang kurang dinamis ini bikin saya merasa jalan
di tempat, tanpa perkembangan yang berarti.
Hujan dan Layar:
Mencari AKAR di Bloggerday 2025 Online
Saat hampir kehilangan motivasi ngeblog, Bloggerday 2025
datang di saat yang tepat. Dengan tema Menemukan AKAR, saya berharap acara ini
bisa membantu saya menemukan kembali semangat menulis yang sempat pudar. Saya
ingin mendapatkan inspirasi baru, bertemu sesama blogger, dan menggali wawasan
yang bisa membuat saya kembali bersemangat untuk konsisten ngeblog.
Baca juga:
Pengalaman Sukses Menulis Novel
Namun, ekspektasi saya tidak berjalan sesuai harapan. Hujan
deras turun tanpa henti, suara guntur bersahut-sahutan, membuat saya sulit
fokus. Saya hanya bisa melihat teman-teman blogger bersuka ria di Saung Kampung
Sawah—tempatnya terlihat asri, makanannya menggugah selera. Sayangnya, saya
hanya bisa menyaksikan dari layar.
Saya mengikuti acara ini secara online, tapi terus terang,
pengalaman virtual ini terasa kurang berkesan. Kondisi tubuh saya juga sedang
tidak fit, membuat saya sulit benar-benar menangkap materi yang disampaikan.
Tidak ada energi kebersamaan yang saya rasakan, dan sesi-sesi inspiratif yang
seharusnya membangkitkan semangat justru terasa datar.
Meskipun begitu, saya tetap berusaha mengambil hikmah.
Melihat antusiasme para blogger lain membuat saya sadar bahwa mungkin saya
hanya perlu menemukan cara baru untuk menikmati dunia blogging tanpa merasa
terbebani.
Pelajaran Berharga
dari Layar: Meneguhkan AKAR di Era Digital
Karena mengikuti acara ini secara online, saya hanya bisa
menyimak materinya secara terbatas. Kadang dari Zoom, kadang lompat ke live
Instagram. Akibatnya, saya hanya menangkap bagian-bagian tertentu, sehingga
mungkin ada hal penting yang terlewat.
Salah satu poin utama yang dibahas dalam Bloggerday tahun
ini adalah bahwa seorang blogger tidak cukup hanya menguasai keterampilan
teknis (hard skills), seperti menulis, desain, fotografi, editing, SEO, dan
copywriting. Blogger juga perlu membangun keterampilan non-teknis (soft
skills), seperti memiliki pola pikir berkembang (growth mindset), agar bisa
terus bertahan dan berkembang di dunia digital yang dinamis.
Pada perayaan Bloggerday ke-10 ini, tema yang diangkat
adalah Meneguhkan AKAR—singkatan dari Aktif, Kreatif, Adaptif, dan
Relevan—serta mengukir jejak digital yang berarti. Kata Meneguhkan sendiri
menjadi simbol bahwa blogger harus terus memperkuat posisinya di era digital
yang terus berubah.
![]() |
Terima kasih untuk yang share live IG |
Salah satu materi soft skill yang disajikan adalah sesi
Jalan Kreatif dengan Mengenal Diri, yang difasilitasi oleh Harry Wahyudi,
S.Kom., C.NLP, Pembina dari Skill Youth Foundations. Sesi ini juga merupakan
bagian dari program BloggerHangout yang ke-89.
Walaupun sesi ini tidak secara langsung mengajarkan cara
beradaptasi dengan perkembangan dunia digital, materi yang disampaikan berfokus
pada menanamkan kreativitas dalam alam bawah sadar. Tujuannya adalah agar
blogger bisa secara alami terdorong untuk berpikir kreatif dan mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi yang terus terjadi.
Menutup Perjalanan,
Membuka Semangat Baru: AKAR sebagai Panduan
![]() |
Selamat ulang tahun, Bloggercrony! |
Meskipun pengalaman saya mengikuti Bloggerday 2025 tidak sepenuhnya sesuai harapan, acara ini tetap memberikan refleksi berharga. Saya jadi sadar bahwa semangat ngeblog itu naik turun, dan itu wajar. Yang penting adalah bagaimana saya bisa menemukan kembali alasan awal saya menulis dan tetap menikmati prosesnya.
Blogger bukan hanya tentang menulis dan berbagi, tetapi juga
tentang terus belajar, beradaptasi, dan tumbuh bersama komunitas. Meneguhkan
AKAR—Aktif, Kreatif, Adaptif, dan Relevan—bukan hanya sekadar tema, tetapi juga
pengingat bagi saya untuk tetap bergerak maju, meski jalannya kadang terjal.
Dari materi tentang "growth mindset" dan "kreativitas dalam alam bawah sadar", saya menyadari bahwa AKAR bukan hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang pola pikir dan mentalitas. Saya berencana untuk lebih aktif berinteraksi dengan komunitas blogger, mencari inspirasi baru, dan terus beradaptasi dengan perubahan tren digital. Saya juga akan lebih fokus pada menciptakan konten yang relevan dan kreatif, sesuai dengan minat dan kebutuhan audiens saya.
Terima kasih Bloggercrony Indonesia atas Bloggerday yang ke-10 ini! Selamat ulang tahun, semoga semakin solid, inspiratif, dan terus menjadi rumah bagi para blogger untuk bertumbuh dan berkembang!
Tidak ada komentar:
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Mohon tidak mengcopas isi artikel tanpa izin. Jika berkenan, silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Diharapkan untuk tidak mengirimkan link hidup dalam komentar. Terima kasih atas perhatiannya :)